Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Korban TPPO Dipicu Masalah Utang, Kemensos Gandeng OJK Beri Edukasi Literasi Keuangan ke Masyarakat

        Banyak Korban TPPO Dipicu Masalah Utang, Kemensos Gandeng OJK Beri Edukasi Literasi Keuangan ke Masyarakat Kredit Foto: Laras Devi Rachmawati
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini secara serius menyoroti adanya Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) yang dialami 18 masyarakat dari Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

        Risma mengatakan kasus TPPO yang ada di Pulau Jawa lebih banyak karena literasi keuangan masyarakat yang rendah. Nantinya, menurut Risma, Kementerian Sosial (Kemensos) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan bekerja sama untuk memberikan literasi keuangan yang baik.

        Baca Juga: Penanganan Korban TPPO di NTT, Mensos Risma Siapkan Program Pemberdayaan Peningkatan Ekonomi

        "Nanti mereka mungkin akan bisa ikut Pahlawan Ekonomi Nusantara itu, kita akan bantu literasi bagaimana mengelola uang, itu penting jadi banyak case itu mereka tidak tahu bagaimana mengelola uang setelah mereka mempunyai usaha. Nah itu yang kita ajarkan kepada mereka bagaimana me-manage uang, kami juga kemarin kontak dengan OJK, nanti OJK akan membantu untuk memberikan literasi untuk pengelolaan keuangan rumah tangga dan usaha seperti itu," jelas Mensos Risma saat berada di Yogyakarta, belum lama ini.

        Untuk diketahui, awalnya, para korban TPPO di Jawa Tengah dan Jawa Timur itu diiming-imingi pekerjaan sebagai pemetik buah di negara New Zealand dengan upah USD20 per jam. Bahkan, untuk berangkat ke negara tersebut diwajibkan untuk membayar uang sebesar Rp25 juta per orang. 

        Rupanya, faktor utama para korban tergiur lowongan pekerjaan yang ditawarkan oknum tak bertanggung jawab itu karena ingin melunasi utang-utangnya.

        Risma menegaskan, untuk kasus TPPO di Pulau Jawa, tidak ada kaitannya dengan kemiskinan ekstrem yang selama ini ditemukan di wilayah lainnya, melainkan hanya pengetahuan pengelolaan keuangan masyarakat saja yang begitu rendah.

        "Enggak itu enggak ada kaitannya, mereka punya literasi yang bagus sekali tentang usaha sebetulnya. Justru yang rata-rata miskin itu mereka bukan di Jawa. Kalau NTT itu relatif karena kemiskinan," ungkapnya.

        Baca Juga: Kemensos Berikan Terapi Korban TPPO dan Siapkan Program Kewirausahaan

        Nantinya, menurut Risma, Kemensos sekaligus akan membantu para korban TPPO di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan membuka usaha sesuai bidangnya masing-masing.

        "Macam-macam (pemberdayaannya) soalnya tadi ada pertanian, ada bengkel, ada macam-macam saya nggak bisa sebutkan satu per satu, karena macam-macam," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Laras Devi Rachmawati
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: