Menjadi seorang pemimpin tentunya bukanlah hal yang mudah, Diperlukan beberapa sifat khusus supaya dapat memimpin sebuah organisasi atau perusahaan dengan baik.
Kemal Ranadireksa, seorang bankir dengan pengalaman lebih 37 tahun, membeberkan dua hal penting yang bisa dilakukan agar dapat menjadi pemimpin yang baik. Pertama, menurutnya, seorang pemimpin harus menanamkan sifat sebagai pemimpin yang melayani, bukan dilayani.
“Pertama servant leadership. Servant leadership itu sangat penting sekali untuk merubah paradigma. Kalau kita bicara leadership kan biasanya paradigmanya ‘bos’ kan. Semua orang harus melayani ‘bos’, semua orang ingin ‘menjilat bos’, katakanlah begitu. Karena supaya ingin dekat, supaya ingin kenal, dan sebagainya," kata Kemal.
"Saya tuh nggak suka dengan culture itu, ya mungkin karena saya dibesarkan dilingkungan yang tidak feodal. Jadi saya dengan penuh kesadaran bahwa saya itu adalah seseorang, terlepas dari dia seorang pemimpin atau bukan, adalah jiwa yang harus melayani.” bebernya.
‘Melayani’ dalam artian adalah harus memberikan perhatian, motivasi, semangat, dorongan, dan apresiasi kepada karyawan-karyawan bawahannya. Salah satu caranya adalah dengan menjaga komunikasi yang baik dengan bawahannya. Dengan begitu, maka akan membuat menumbuhkan kedekatan antara karyawan dan pimpinannya.
“Tanpa diminta, kita harus memberikan pelayanan atau melayani dengan cara memberikan perhatian, motivasi, semangat, dorongan, apresiasi kepada yang dibawah kita. Dan caranya ya dengan ngobrol, kita bisa berbicara dan ngobrol secara informal, ya kalau formal kan di rapat. Itu untuk menumbuhkan juga kedekatan, membuat jarak yang jauh menjadi dekat. Dan tidak ada menghilangkan barrier psikologis antara atasan dan bawahan,” paparnya.
Kedua, selalu menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dengan timnya. Menurutnya, dalam bekerja, komunikasi sangatlah krusial. Jika suatu organisasi atau perusahaan tidak memiliki komunikasi atau koordinasi yang baik, maka perusahaan tersebut akan lemah.
“Kedua, di dalam kita bekerja, sangat penting sekali yang namanya komunikasi dan koordinasi. Kalau kita berkomunikasi, contohnya dengan sesama direksi sajalah, banyak kan di dalam organisasi yang direksinya nggak kompak,” tukasnya.
Ia juga menyarankan agar sebelum melakukan pertemuan secara formal untuk menyelesaikan suatu permasalahan, ada baiknya untuk membahasnya dulu secara informal. Sehingga, saat pertemuan formal, kita sudah mengetahui akan memberikan masukan yang seperti apa.
“Sebelum kita secara formal melakukan meeting, kita secara informal kita datangi dulu. Kita kasih tau ada problem ini-ini. Jangan kita nanti dihajar di forum yang formal, kan lebih baik tahu dulu problemnya,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: