Globalisasi dan Penggunaan Media Digital Mulai Mengikis Entitas Seni Budaya, Ini yang Harus Dilakukan
Identitas lokal sesungguhnya merupakan cerminan dari kepribadian suatu bangsa. Sayangnya, globalisasi dan maraknya penggunaan media digital mulai mengikis identitas dan kearifan lokal entitas seni budaya itu. Agar semua identitas lokal tetap bertahan, pengetahuan lokal harus ikut aktif dan berkontribusi terhadap kemajuan teknologi digital.
Entrepreneur Wina Aulia Putri Kinanti mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan panitia bersih desa Dusun Ngetrep, di Desa Kurungrejo, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (30/7/2023).
Baca Juga: Pos Indonesia Gunakan Teknologi Digital Jamin Validitas Penyaluran Bansos Sembako dan PKH
Dalam diskusi bertajuk "Pengembangan Budaya dan Seni Indonesia di Media Sosial" itu, Wina mengatakan, banyak budaya seni warisan leluhur mulai tergusur zaman digital. Apalagi, promosi kebudayaan selama ini masih terbatas menggunakan cara konvensional.
"Perlu ada perubahan promosi budaya dan seni dari yang bersifat konvensional menjadi promosi dengan menggunakan teknologi digital untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia," jelas Wina dalam diskusi yang dipandu moderator Yuris Sabrina itu.
Dalam diskusi luring (offline) yang digelar secara "chip in" pada acara Nyadran Bersih Desa itu, Wina juga menyebut cagar budaya sebagai suatu bentuk yang tidak dapat bergerak dan berbicara sendiri, seolah terpinggirkan oleh hiruk pikuk kemajuan teknologi dan media digital dewasa ini.
"Dengan menggunakan media sosial untuk melakukan promosi, tentunya akan sangat membantu dalam menunjukkan cagar budaya yang indah tersebut secara online dan tanpa batas. Media sosial bisa menjadi sebuah wadah yang paling berpotensi untuk mempromosikan cagar budaya ke depannya," papar Wina Aulia Putri Kinanti.
Wina menambahkan, pelestarian budaya di era digital bisa dimulai dari mempelajari budaya lokal, mengikuti kegiatan kebudayaan, mengajarkan budaya ke orang lain, promosi budaya ke dunia internasional, buat budaya sebagai identitas, hingga mengekspor benda budaya ke negeri lain.
Dari perspektif berbeda, seorang business enthusiast, Sandra Sabellina menyebut, ruang lingkup digital yang meliputi kesadaran, integritas (kejujuran), tanggung jawab, dan kebajikan, hendaknya mampu mendukung pengembangan budaya seni di Indonesia.
"Tak hanya etika, pengembangan budaya seni Indonesia di media sosial juga membutuhkan kesadaran, kejujuran, tanggung jawab dan kebajikan," tegas Sandra Azarrily Sabellina.
Sementara dosen sekaligus digital enthusiast M. Adhi Prasnowo berpesan, pengembangan budaya dan seni Indonesia menggunakan media sosial harus dilakukan secara serius oleh institusi terkait, dengan berbekal kecakapan digital yang cukup.
"Misalnya, kecakapan dalam menggunakan media sosial beserta fitur, maupun kecakapan dalam mempromosikan hasil karya budaya dan seni agar lebih mendunia," tandas Adhi Prasnowo.
Diskusi literasi digital pada lingkup komunitas, untuk diketahui, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Baca Juga: Perpres Jurnalisme Berkualitas, Forum Pemred: Platform Digital Lakukan Preventif dalam Indeks Berita
Tahun ini, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas