- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Performa Emiten Rumah Sakit pada Semester I-2023: Untung atau Buntung?
Selama masa pandemi, emiten rumah sakit bisa dibilang “panen cuan” karena tingginya permintaan terhadap layanan kesehatan. Akan tetapi, setelah pandemi melandai dan status endemi mulai diberlakukan, sebagian besar emiten rumah sakit dikabarkan menderita kerugian.
Kendati demikian, di antara belasan emiten rumah sakit yang ada, setidaknya terdapat beberapa rumah sakit yang tetap mendulang laba meskipun persentasenya mengalami penurunan. Tak hanya itu, ada pula emiten rumah sakit besar yang masih membukukan kenaikan keuntungan.
Lantas, bagaimana performa lima emiten rumah sakit yang dimaksud selama semester pertama tahun 2023? Simak informasi selengkapnya di artikel berikut ini!
Baca Juga: Dampak Sentimen Positif Mulai Terlihat, Mayoritas Laba Emiten Semen pada H1-2023 Terpantau Meningkat
1. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) merupakan salah satu emiten rumah sakit terbesar di Indonesia. Perusahaan yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 September 2013 itu kini mempunyai 41 rumah sakit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, Medan, Semarang, dan Makassar. Dengan bantuan 2.700 dokter dan 10.000 perawat, Siloam Hospital berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada dua juta pasien setiap tahunnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis secara resmi, diketahui bahwa pada semester pertama tahun 2023, perusahaan tersebut berhasil mengumpulkan laba sebesar Rp503,36 miliar. Jika dibandingkan dengan perolehan keuntungan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, terlihat ada lonjakan sebesar 139,35%.
Melambungnya laba Siloam Hospital tidak dapat dilepaskan dari naiknya perolehan pendapatan usaha. Merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa pada paruh pertama tahun 2023, perusahaan tersebut sukses meraup Rp5,28 triliun alias lebih tinggi 19,77% dari paruh pertama tahun 2022. Nominal tersebut didapatkan dari sektor spesialis dan nonspesialis yang masing-masing menyumbang Rp1,19 triliun dan Rp4,08 triliun.
2. PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK)
Emiten rumah sakit yang akan dibahas selanjutnya adalah PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) alias pengelola Rumah Sakit Grha Kedoya yang berlokasi di Jakarta Barat. Perusahaan yang resmi go public per tanggal 8 September 2021 itu mempunyai lebih dari dua puluh layanan dokter spesialis berpengalaman sekaligus gedung dengan kapasitas dua ratus tempat tidur.
Sepanjang enam bulan pertama tahun 2023, Kedoya Adyaraya mampu mengantongi keuntungan sebesar Rp14,25 miliar. Nominal tersebut menunjukkan adanya kenaikan laba sebesar 64,94% mengingat sepanjang enam bulan pertama tahun 2022, perusahaan itu hanya membukukan laba senilai Rp8,64 miliar.
Selain keuntungan, pendapatan Kedoya Adyaraya juga menanjak 7,88% menjadi Rp179,10 miliar per Juni 2023 lalu. Dua segmen andalannya, yakni segmen rawat inap dan segmen rawat jalan masing-masing memberikan kontribusi sebesar Rp122,18 miliar dan Rp66,91 miliar.
Baca Juga: Jadi Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Bagaimana Kinerja Keuangan Emiten Sawit di Indonesia?
3. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)
PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) merupakan perusahaan di bidang pelayanan rumah sakit yang resmi menawarkan sahamnya kepada masyarakat sejak 16 Mei 2018 lalu. Rumah sakit yang sudah berdiri sejak 1985 lalu itu kini telah memiliki 45 rumah sakit dengan kategori Rumah Sakit Umum (RSU) yang tersebar di 31 kota di seluruh Indonesia.
Mengutip dari laporan keuangan yang dirilis beberapa waktu lalu, dilaporkan bahwa keuntungan Medikaloka Hermina mengalami peningkatan hingga 23,08% menjadi Rp202,34 miliar pada semester pertama tahun ini. Hal tersebut sejalan dengan melompatnya perolehan pendapatan hingga 13,86% menjadi Rp2,69 triliun.
Perlu diketahui bahwa Medikaloka Hermina mengandalkan tiga segmen dalam menjalankan bisnisnya, yaitu segmen rawat inap, segmen rawat jalan, dan segmen nonrumah sakit. Merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa tiga segmen tersebut masing-masing menyumbang Rp1,54 triliun; Rp2,61 triliun; dan Rp77 miliar.
4. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) sudah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia sejak tahun 1989 lalu. Perusahaan yang resmi melantai di bursa per 24 Maret 2015 itu sudah mempunyai 21 rumah sakit yang tersebar di tiga provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pada paruh pertama tahun ini, Mitra Keluarga meraup laba sebesar Rp487,62 miliar. Sayangnya, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, perolehan keuntungan Mitra Keluarga mengalami pengikisan sebesar 15,64%. Namun, setidaknya Mitra Keluarga tidak harus menanggung kerugian seperti beberapa emiten rumah sakit lainnya.
Penurunan laba Mitra Keluarga tidak dapat dilepaskan dari terkikisnya pendapatan usaha. Laporan keuangan perusahaan menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan Mitra Keluarga sepanjang enam bulan pertama di tahun ini terpangkas 1,15% menjadi Rp2,04 triliun.
5. PT Bundamedik Tbk (BMHS)
Emiten rumah sakit terakhir yang akan dibahas dalam artikel ini adalah PT Bundamedik Tbk (BMHS). Perusahaan yang resmi melantai di BEI pada 6 Juli 2021 itu mempunyai beberapa cabang yang tersebar di berbagai wilayah, seperti RSIA Bunda Jakarta, RSU Bunda Margonda, dan RSU Bunda Padang.
Baca Juga: Bagaimana Performa Kredit Lima Emiten Perbankan Indonesia pada Semester I Tahun 2023?
Berdasarkan keterangan yang dirilis oleh perusahaan, dilaporkan bahwa Bundamedik mengalami kemerosotan laba sebesar 92,12% menjadi Rp6,12 miliar. Penurunan drastis itu disebabkan oleh terpangkasnya pendapatan usaha hingga 11,48% menjadi Rp721,74 miliar karena menurunnya pemasukan pada sektor rawat inap dan rawat jalan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella