Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Bagaimana Kinerja Keuangan Emiten Sawit di Indonesia?

Jadi Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Bagaimana Kinerja Keuangan Emiten Sawit di Indonesia? Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia terkenal sebagai salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari situs Kementerian Pertanian, diketahui bahwa per tahun 2022, ibu pertiwi menghasilkan 48,24 juta ton Crude Palm Oil (CPO) dengan luas perkebunan kelapa sawit seluas 16,38 juta hektare. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika di negara ini terdapat banyak sekali perusahaan yang menjalankan bisnis di bidang tersebut. 

Kendati demikian, sebagian besar perusahaan kelapa sawit, terutama yang sudah go public, dilaporkan mengalami penurunan keuntungan dan pendapatan pada pertengahan tahun ini. Tampaknya hal tersebut disebabkan oleh fluktuatifnya harga kelapa sawit dan adanya kebijakan pengetatan ekspor yang ditetapkan oleh pemerintah.

Lantas, bagaimana kinerja keuangan lima perusahaan kelapa sawit dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia? Simak uraian selengkapnya di artikel berikut ini! 

Baca Juga: Bagaimana Performa Kredit Lima Emiten Perbankan Indonesia pada Semester I Tahun 2023?

1. PT FAP Agri Tbk (FAPA)

PT FAP Agri Tbk (FAPA) merupakan salah satu perusahaan kelapa sawit dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia. Perusahaan yang resmi mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 4 Januari 2023 itu mempunyai lebih dari 8.000 karyawan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia untuk mengelola kebun dengan total luas mencapai 110.000 hektare, sembilan perusahaan, lima pabrik kelapa sawit, dan satu pabrik pengolahan kernel.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis secara resmi, diketahui bahwa sepanjang enam bulan pertama tahun ini, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1994 itu mendulang laba sebesar Rp94,75 miliar. Jika dibandingkan dengan perolehan pada enam bulan pertama tahun lalu yang berada di angka Rp459,10 miliar, terlihat ada penurunan hingga 79,52%.

Sementara itu, pendapatan FAP Agri terpantau ikut mengalami pengikisan. Merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa nominal penjualan dan pendapatan usaha FAP Agri tersisa Rp2,45 triliun alias lebih rendah 3,03% dari besaran yang didapatkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya. 

2. PT Sinar Mas Agro Resources Tbk (SMAR)

Salah satu perusahaan yang menjadi bagian dari Sinar Mas Group, PT Sinar Mas Agro Resources Tbk (SMAR), merupakan perusahaan kelapa sawit yang mempunyai area penanaman sebesar 136.000 hektare. Perusahaan yang resmi menawarkan sahamnya ke publik pada tanggal 20 November 1992 itu diklaim mampu menghasilkan 4,35 juta ton Tandan Buah Segar (TBS) per tahun.

Pada semester pertama tahun 2023, Sinar Mas Agro Resources berhasil mencetak keuntungan sebesar Rp284,31 miliar. Sayangnya, jika dibandingkan dengan semester pertama tahun 2022, kinerja laba perusahaan tersebut mengalami penurunan hingga 85,23%. 

Sama seperti perusahaan sebelumnya, nominal penjualan bersih Sinar Mas Agro Resources juga mengalami pemangkasan. Sebab, sampai tengah tahun 2023, perusahaan tersebut hanya mengumpulkan Rp32,61 triliun. Nominal itu menunjukkan adanya reduksi sebesar 9,66%. 

Baca Juga: Kenaikan Tarif CHT Sudah Berlaku, Bagaimana Performa Pendapatan Emiten Rokok?

3. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) adalah anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) yang sudah beroperasi sejak 1988 dan resmi menggelar Initial Public Offering (IPO) per tanggal 9 Desember 1997. Saat ini, perusahaan tersebut tercatat mempunyai 287.044 hektar lahan yang tersebar di berbagai pulau, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Mengutip dari laporan keuangan yang baru saja dirilis, dilaporkan bahwa perusahaan kelapa sawit itu membukukan laba sebesar Rp367,57 miliar pada paruh pertama tahun 2023. Jika dibandingkan dengan perolehan keuntungan pada paruh pertama tahun 2022, tampak ada pengikisan sebesar 54,58%. 

Pada periode ini, pendapatan usaha Astra Agro Lestari juga ikut terpangkas. Merujuk dari sumber yang sama, diketahui bahwa perusahaan tersebut memperoleh pendapatan sebesar Rp9,39 triliun alias 14,35% lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

4. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)

Perusahaan lainnya yang akan dibahas dalam artikel ini adalah PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). Perusahaan yang mulai menjalankan bisnisnya sejak 2005 silam dan resmi melantai di bursa per 12 April 2021 itu mempunyai perkebunan kelapa sawit seluas 160.000 hektare yang tersebar di 23 lokasi berbeda di seluruh Indonesia.

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, Triputra Agro Persada berhasil menghimpun laba sebesar Rp483,92 miliar. Nominal tersebut menunjukkan adanya laba signifikan sebesar 73,79% sebab pada periode yang sama di tahun sebelumnya, perusahaan tersebut mampu mengumpulkan Rp1,84 triliun.

Terkikisnya angka penjualan tentunya memberikan dampak negatif terhadap keuntungan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan Triputra Agro Persada, dilaporkan bahwa besaran penjualan perusahaan itu susut 18,26% menjadi Rp3,77 triliun. 

5. PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA)

PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) merupakan perusahaan yang berdiri sejak tahun 1970. Sumber Tani Agung Resources resmi menjadi bagian dari BEI pada tanggal 10 Maret 2022 dan di tahun yang sama mencatatkan kepemilikan atas lebih dari 48.800 hektare perkebunan kelapa sawit dengan jumlah karyawan mencapai 11.000 orang yang tersebar di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Baca Juga: Ingin Investasi di Emiten Ritel Elektronik? Cek Dulu Performa Pendapatannya di Sini!

Berdasarkan laporan keuangan periode semester pertama tahun ini, diketahui bahwa keuntungan perusahaan menukik 65,10% menjadi Rp220,63 miliar. Hal itu sejalan dengan terpangkasnya besaran penjualan bersih ke angka Rp2,33 triliun atau setara dengan penurunan sebesar 21,67%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: