Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) mengingatkan negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim khususnya Indonesia, untuk memperingatkan Pakistan agar tak terjebak dalam taktik kerja sama China, seperti yang dialami oleh negara-negara dunia lainnya.
Peneliti sekaligus koordinator lapangan AMI, Andi Setya Negara, menyebut tidak sedikit contoh negara-negara dunia yang terpuruk bahkan dikuasai China, karena tidak dapat memenuhi kewajiban yang telah disepakati sebelumnya dengan Beijing.
"Lihat saja negara-negara di Aftika seperti Zimbabwe, Nugeria, Uganda, atau negara Srilanka yang terjajah China karena tidak dapat memenuhi kewajiban, di antaranya membayar hutang yang sebelumnya disepakati dengan Tiongkok,” kata Andi Setya Negara, Kamis, (10/8/2023).
Andi menambahkan arti terjajah China yakni beberapa aset penting seperti bandara dan pelabuhan negara pengutang yang dikuasai China, karena pemerintahan negara tersebut tidak dapat melunasi hutang yang dipinjamkan Beijing.
Ia menyebut Jenderal Asim Muneer, panglima militer Pakistan, dan penguasa de-facto, mengatakan kepada delegasi China bahwa model keterlibatan baru semakin memperkuat hubungan strategis segala cuaca.
Andi menegaskan bahwa kedua negara adalah saudara seperjuangan, dan hubungan bilateral mereka yang unik membantu melindungi kepentingan nasional bersama.
Apalagi, lanjut Andi Setya Negara, para pejabat China menyebut CPEC sebagai komponen penting dari Belt and Road Initiative (BRI) yang terkenal di dunia, yang sejatinya menjadi program Beijing untuk memenuhi hasrat Xi Jinping dalam menguasai dunia.
CPEC China, yang menghubungkan Pelabuhan Gwadar di Balochistan dengan Xinjiang China, ditentang oleh India saat melewati Gilgit-Baltistan yang diduduki Pakistan.
Proyek tersebut sebenarnya dipertanyakan oleh India, mengingat kedaulatan India atas Gilgit-Baltistan dan distrik lain di Jammu yang diduduki Pakistan, menjadi tempat China membangun bendungan, mengebor kabel serat optik, mengekstraksi mineral, dan berencana memasang jalur kereta api serta pipa minyak dan gas.
Pakistan membuat keputusan politik dan geostrategis yang sulit untuk menciptakan keseimbangan dengan India.
AMI memperkirakan rakyat Pakistan akan menentang tingginya intensitas kerjasama negaranya dengan China, mengingat mayoritas warga negara Pakistan hingga saat ini masih menyoroti aksi genosida yang dilakukan Beijing ke muslim Uighur di Xin Jiang China.
"Dalam beberapa tahun terakhir, banyak organisasi Pakistan yang mengutuk pemerintah China karena melakukan genosida terhadap Muslim di provinsi Xinjiang, lebih dari satu juta Muslim Uighur tinggal di kamp konsentrasi,” ungkap Andi Setya Negara.
"Ini jelas melukai rakyat Pakistan, apalagi pemimpin mereka telah mengizinkan China komunis untuk menempatkan pasukan keamanan di wilayahnya,” pungkas Andi Setya Negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: