Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Maju Pantang Mundur, Tina Talisa: Pemerintah Berikan Karpet Merah Bagi Investor Hilirisasi

        Maju Pantang Mundur, Tina Talisa: Pemerintah Berikan Karpet Merah Bagi Investor Hilirisasi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Walaupun mendapat hambatan dari organisasi seperti World Trade Organization (WTO) dan International Monetary Fund (IMF), Indonesia tetap mempertahankan kebijakan hilirisasi mineral sebagai persyaratan untuk mencapai status sebagai negara maju.

        Selain itu, pemerintah menyambut investasi dari berbagai negara dengan tangan terbuka. Pernyataan ini disampaikan oleh Tina Talisa, yang menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

        Tina mengatakan bahwa pemerintah siap memberikan karpet merah kepada negara-negara yang ingin berinvestasi dan berkolaborasi, terutama dalam sektor hilirisasi, khususnya di bidang pertambangan

        Baca Juga: Pemerintah Harus Bongkar Tuntas Praktik Korupsi di Sektor Pertambangan

        “Kita berikan karpet merah bagi investor hilirisasi di semua negara, ada Amerika Serikat, Inggris, Belanda, bahkan India juga sudah mulai masuk ke top 10 di triwulan 2023. Jadi Indonesia berusaha menunjukkan bahwa minat investasi tidak hanya ditujukan ke beberapa negara, tetapi siapa pun yang memiliki keinginan untuk kolaborasi, sehingga ada sebuah hubungan kerja sama yang saling menguntungkan bagi investor dan juga tentu negara Indonesia,” jelas Tina, dikutip dari kanal Youtube CNBC Indonesia pada Jumat (11/08/2023).

        Konsep karpet merah yang dimaksud adalah memberikan investor berbagai kemudahan melalui jaminan hukum yang kuat, lingkungan berusaha yang stabil, dan stabilitas politik di Indonesia.

        Hingga saat ini, para investor yang sudah terlibat tetap mempertahankan komitmen mereka terhadap Indonesia, meskipun terdapat perlambatan ekonomi di beberapa negara maju, sehingga ada perubahan penyusunan jadwal dari beberapa negara.

        “Sejauh ini mohon doanya dari seluruh masyarakat bahwa investor tetap sesuai dengan komitmen dan tidak ada perubahan saat ini. Memang ada yang melakukan penyusunan jadwal ulang, tetapi tidak ada yang menarik mundur dari Indonesia,” terangnya.

        Tina juga mengungkapkan bahwa BKPM mencatatkan realisasi investasi Indonesia mencapai Rp678,7 triliun sepanjang semester I-2023.

        Apabila diuraikan lebih lanjut, implementasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada paruh pertama tahun 2023 berhasil mencapai jumlah Rp363,3 triliun atau 53,5% dari total realisasi investasi periode tersebut.

        Pada sisi lain, capaian investasi yang berasal dari Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) pada semester pertama tahun 2023 tercatat sebesar Rp315,4 triliun atau 46,5% dari total nilai investasi yang terlaksana sepanjang periode tersebut.

        “Dari sisi penerangan modal, maka penanaman modal ini kolaborasi antara PMA dan PMDN dan alhamdulillah selisih gap-nya tidak sampai dengan 8%, jadi PMA 53.5% dan PMDN 46,5%,” tutur Tina.

        Baca Juga: Kejagung Tahan Eks Dirjen Minerba, CERI: Berdampak Positif pada Investasi Hilirisasi Pertambangan

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: