Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        NasDem Ungkap Alasan Dorong Figur NU Jadi Cawapres Anies Baswedan: Kalau Mau Menang, Ya Jangan Egois

        NasDem Ungkap Alasan Dorong Figur NU Jadi Cawapres Anies Baswedan: Kalau Mau Menang, Ya Jangan Egois Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua DPP Partai NasDem, Effendi Choirie (Gus Choi), menegaskan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mesti membuka diri jika ingin meraih kemenangan di Pilpres 2024 mendatang. Hal itu dia ungkap menyusul pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). yang menyebut bahwa kemenangan tidak bisa dipetakan pada satu wilayah tertentu, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur.

        "Kita harus membuka diri, inklusif untuk membuka kehadiran figur baru. Kalau ingin menang, ya jangan eksklusif dan egoisme internal koalisi," kata Gus Choi saat dihubungi, Sabtu (12/8/2023).

        Gus Choi menuturkan, kader yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) memiliki basis besar di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan survei yang dikutipnya, penduduk Muslim di Indonesia yang mengaku warga NU berada pada angka 52%. 

        Sementara Indonesia sendiri, kata Gus Choi, berjumlah 270 juta dengan 90% penduduk beragama muslimnya. Dia menuturkan, sebagian dari penduduk muslim itu tergabung dalam Partai Kebangkitan Bangsa (10%) dan Partai Persatuan Pembangunan (5%).

        Baca Juga: NasDem Sebut Yenny Wahid Lebih Cocok Dampingi Anies Baswedan daripada AHY

        "Idealnya menang semua wilayah. Calon dari NU bukan berarti hanya Jatim dan Jateng, ya seluruh indonesia. NU menyebar seluruh indonesia," jelasnya

        Berdasarkan hal tersebut, Gus Choi menegaskan bahwa KPP mesti membuka diri pada figur-figur NU. Apalagi, kata dia, partai mitra KPP memiliki suara pemilih yang tidak merata di seluruh Indonesia.

        "Tiga partai Koalisi Perubahan suaranya tidak merata," katanya.

        Gus Choi meragukan kekuatan tambahan untuk memenangkan Anies Baswedan jika cawapres juga dipilih dari salah satu mitra koalisi. Seandainya diputuskan cawapres dari koalisi yang sama, dia menilai kemenangan akan sulit diraih.

        "Kalau wapres diambil dari internal koalisi, darimana tambahan suara? Suara hanya dari 3 partai: NasDem, PKS dan Partai Demokrat. Tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan," jelasnya.

        Gus Choi sendiri menilai, Yenny Wahid memiliki kapasitas sebagai vote gather yang baik sebagai cawapres dibanding AHY. Pasalnya, Putri Presiden ke-4 Abdurahman Wahid itu merupakan kader NU yang memiliki basis pendukung yang cukup besar.

        "Anies-Yenny justru lebih top markotop karena koalisi ini akan ada tambahan dukung dari Nahdliyyin," paparnya.

        Kendati demikian, Gus Choi sendiri mengaku bukan menolak sosok AHY. Dia menilai, figur-figur cawapres perlu diperhitungkan dengan matang dan objektif.

        Menurutnya, tanpa kekuatan tambahan di luar koalisi, Anies Baswedan akan kesulitan menang. Oleh karenanya, Gus Choi sendiri mendorong cawapres dari tokoh NU untuk meraih kemenangan, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

        "Kita tidak menolak AHY, tapi kita harus berpikir obyektif bahwa tanpa kekuatan tambahan, kita sulit menang. Kekuatan tambahan itu dari warga NU, terutama di Jatim dan Jateng. Dan itu harus direpresentasikan kader NU di jabatan cawapres," tandasnya

        Sebelumnya, AHY menegaskan bahwa KPP mesti memenangkan Pilpres di seluruh Indonesia. Hal itu dia ungkap menyusul keinginan Partai NasDem yang menginginkan cawapres dari Anies Baswedan mampu memberikan dampak pemenangan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

        "Iya, bukan hanya bisa menangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tapi yang bisa menangkan indonesia, karena yang kita hadapi adalah pemilihan presiden untuk Indonesia, bukan untuk satu atau dua provinsi," kata AHY saat ditemui wartawan di Djakarta Theater XXI, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

        Dia menegaskan, strategi pemenangan yang baik mestinya tidak dilihat dari petak-petak wilayah pemilihan suara. AHY menyebut, strategi pemenangan di Pilpres mesti dilihat secara rasional.

        AHY pun menegaskan, terkait pasangan capres-cawapres telah disepakati dalam piagam koalisi untuk diserahkan sepenuhnya kepada Anies Baswedan. Dia pun meminta NasDem untuk menghormati hal tersebut.

        Baca Juga: PKS Minta Anies Baswedan Umumkan Cawapres pada Agustus

        "Salah satunya posisi Demokrat, jelas disini terkait dengan pasangan capres itu diserahkan kepada capres walaupun kita semua memiliki komitmen dan kompetensi di sana, seharusnya kita menghormati itu," tegas AHY.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Yohanna Valerie Immanuella

        Bagikan Artikel: