Boro-boro Kripto, Sri Mulyani: Zaman Dulu Nabung di Lemari, Tarik Uang di Kantor Pos
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa jasa keuangan di era digital ini kian canggih. Berbeda dengan zaman dirinya bersekolah hingga kuliah dahulu.
"Dulu zaman saya enggak ada yang namanya crypto. Zaman saya belum ada email, belum ada handphone waktu sezaman seperti generasi z. Kita nabungnya di Tabanas atau Taska," kata Sri Mulyani, dalam pembukaan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) 2023, Senin (14/8/2023).
Baca Juga: Temui Negara ASEAN, Kemenkeu Ingin Tingkatkan Kerja Sama Pajak dan Cukai
Dia lalu bercerita, saat dirinya masih tinggal di indekos semasa mengemban pendidikan tinggi di Universitas Indonesia, orang tuanya mengirim uang lewat Kantor Pos. "Saya dulu mahasiswa kos-kosan, uang sakunya dari orang tua almarhum saya hanya Rp15.000 per bulan. Kalau dapat dari kantor pos, bukan ditransfer seperti mobile banking," ungkapnya.
Sri Mulyani bahkan mengatakan, uang sakunya itu ia tabung ditaruh di bawa koran di dalam lemari. "Anda semuanya sekarang beda, kalau Anda sekarang mahasiswa, setiap kali (butuh uang) langsung telepon atau WhatsApp orang tua, minta transfer, lalu (ada bunyi notifikasi) 'ting'," kata dia.
Belum lagi, Sri Mulyani membandingkan pada zamannya dahulu, uang yang diterima selalu berbentuk fisik atau uang kartal. Sementara, anak muda sekarang menyimpannya di mobile banking atau bank digital.
"Jadi, konteksnya berubah. Namun, hari ini juga Anda bisa investasi (pilihannya) macam-macam. Dulu waktu saya mahasiswa, saya baru diajari untuk belajar trading saham," sambungnya.
Sri Mulyani lalu menilai, berbagai aktivitas keuangan saat ini perubahannya sangat cepat dan pilihannya banyak. Maka dari itu, ia menekankan pentingnya generasi muda seperti milenial dan gen z untuk memahami literasi digital.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: