Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ma'ruf Amin Klaim Tingkat Terorisme Menurun: Sebelumnya Terjadi Banyak Pengeboman

        Ma'ruf Amin Klaim Tingkat Terorisme Menurun: Sebelumnya Terjadi Banyak Pengeboman Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin, mengeklaim bahwa tingkat terorisme di Indonesia saat ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

        Hal itu Ma'ruf Amin ungkap menyusul penetapan tersangka salah satu pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE pada Senin (14/8/2023). Dia menilai, keberhasilan pemerintah menurunkan tingkat terorisme tak terlepas dari kinerja baik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

        Baca Juga: Pegawai KAI Jadi Tersangka Teroris, Ma'ruf Amin Akui Kecolongan

        "Terus dilakukan juga sosialisasi di bawah pimpinan BNPT, masalah-masalah terorisme itu terus dilakukan, baik yang sifatnya kontra radikalisasi maupun juga deradikalisasi yang sudah terpapar sehingga mereka dikembalikan. Saya kira itu yang terus (dilakukan) dan kita tahu bahwa terus menurun angka terorisme itu," kata Ma'ruf Amin saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

        "Tidak seperti sebelumnya, terjadi beberapa kali pengeboman atau sabotase sehingga sekarang lebih menurun. Dan (menurunnya) angkanya juga itu cukup tinggi, ya prestasi yang ditorehkan dalam rangka penanggulangan terorisme," tambahnya.

        Dia pun menuturkan, pemerintah telah membentuk program antisipasi terorisme. Ma'ruf Amin menyebut, penanggulangan terorisme itu tidak hanya dilakukan pada kementerian dan lembaga pemerintah, tetapi juga pada para peserta didik.

        "Baik melalui yang ada di kementerian bahkan di pendidikan sejak mulai dini itu sudah dideteksi," jelasnya.

        Lebih lanjut, Ma'ruf Amin juga menilai bahwa penanaman paham radikalisme teroris tidak hanya dilakukan secara tatap muka. Menurutnya, media sosial juga menjadi platform yang dipilih sebagai wahana penyebaran paham radikalisme.

        "Karena ada juga orang yang terpengaruh bukan karena dia berkomunikasi atau bergaul secara langsung, tapi bisa dilakukan pembinaan melalui medsos," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: