Kisah Orang Terkaya: Barry Sternlicht, Pengusaha Sukses Berkat Caplok Real Estat di Masa Krisis
Salah satu orang terkaya dunia, Barry Sternlicht adalah pengusaha yang menjalankan Starwood Capital Group, firma ekuitas swasta yang berspesialisasi dalam investasi real estat. Starwood Capital saat ini memiliki USD120 miliar (Rp1.838 triliun) aset yang dikelola, menjadikannya salah satu investor real estat terbesar di dunia.
Sternlicht mendirikan Starwood Capital pada tahun 1991 dan kemudian memulai jaringan hotel W dan Starwood Property Trust, salah satu REIT hipotek terbesar.
Sternlicht telah mensponsori lima SPAC sejak 2020, termasuk satu yang membawa penyedia perawatan senior Cano Health ke publik pada Juni 2021.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Rakesh Gangwal, Veteran Maskapai Terkaya di India yang Tinggal di Amerika
Barry Stuart Sternlicht lahir pada 27 November 1960. Selain menjalankan bisnisnya sendiri, Sternlicht juga menjabat sebagai dewan direksi Estee Lauder Companies, Baccarat Crystal, Robin Hood Foundation, Dreamland Community Theatre, Program Advokasi Kepemimpinan Nasional Juvenile Diabetes Research Foundation, dan Business Committee for the Arts.
Sternlicht lahir di New York City dan dibesarkan di Stamford, Connecticut. Ayahnya, Maurycy "Mark" Sternlicht, adalah seorang manajer pabrik dan orang yang selamat dari Holocaust dari Polandia. Ibunya, Harriet, berasal dari New York dan bekerja sebagai guru biologi dan pialang saham.
Pada tahun 1982, ia lulus magna cum laude dari Brown University. Dia kemudian bekerja sebagai pedagang arbitrase di Wall Street. Pada tahun 1986, ia menerima gelar Master of Business Administration dari Harvard Business School.
Setelah lulus, ia bekerja di JMB Realty, sebuah perusahaan investasi real estate di Chicago. Pada tahun 1989, pada awal krisis simpan pinjam dan awal resesi tahun 1990-an, dia diberhentikan.
Pada tahun 1991 di usia 31 tahun, bersama Bob Faith, Sternlicht meluncurkan Starwood Capital Group untuk membeli gedung apartemen yang dijual oleh Resolusi Trust Corporation yang dibentuk oleh pemerintah federal untuk menahan dan melikuidasi aset real estat yang dimiliki oleh bank-bank yang bangkrut setelah krisis simpan pinjam. Sternlicht mengumpulkan USD20 juta dari keluarga William Bernard Ziff Jr. dan Carter Burden dari New York untuk mendanai pembelian ini.
Pada tahun 1993, Sternlicht menyumbangkan portofolio apartemennya ke Sam Zell's Equity Residential dengan imbalan 20% saham di perusahaan tersebut.
Pada tahun 1994, ketika Sternlicht berusia 36 tahun, perusahaannya membeli Westin Hotels & Resorts dalam transaksi senilai USD561 juta dalam kemitraan dengan Goldman Sachs, inovasi Sternlicht termasuk W Hotels dan Westin Heavenly Bed. Tempat tidurnya meniru tempat tidur di rumah Sternlicht.
Pada bulan Januari 1995, Sternlicht membeli Hotel Investors Trust, sebuah perwalian investasi real estat yang hampir bangkrut, dan mengambil alih sebagai CEO. Di tahun 1997, perusahaan Sternlicht mengakuisisi Sheraton Hotels and Resorts dengan transaksi senilai USD13,3 miliar, melampaui tawaran Hilton Worldwide.
Sternlicht juga melakukan investasi ventura di kantor keluarganya, JAWS Capital yang juga terlibat dalam tiga SPAC terpisah.
Menurut Forbes, Sternlicht diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar USD4,6 miliar (Rp70 triliun) dan berada di peringkat ke-620 dalam daftar Forbes.
Sternlicht secara historis mengidentifikasi dirinya sebagai seorang Republikan, meskipun baru-baru ini ia menganggap pandangan politiknya independen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: