Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawa Prasodjo menyebut pihaknya akan segera merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru sampai dengan 2040 yang didalamnya tercatat akan ada penambahan pembangkit Energi Baru Terbarukan hingga 60 Giga Watt (GW).
"Nah untuk itu penambahan energi dalam RUPTL yang baru yang sedang kita rancang ini adalah 60 gw penambahan pembangkit di Indonesia sampai 2040 berbasis pada EBT, artinya itu 75%," ujar Darmawan saat ditemui di JCC, Senin (11/9/2023).
Baca Juga: PLN Pastikan Pembangunan PLTS Terapung Cirata Hampir Tuntas
Darmawan mengatakan, di dalam rencana tersebut PLN akan membangun 32 GW pembangkit EBT yang bisa diandalkan menjadi beban listrik dasar atau baseload.
Sebagai informasi, sejumlah pembangkit EBT yang bisa menjadi baseload ialah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sisanya atau 25% porsi penambahan pembangkit akan dipenuhi dari gas (PLTG).
“Kami menyeleraskan bagaimana ada keseimbangan antara pertumbuhan enviromental sustainibility dengan adanya perencanaan yang baru ini. Tentu saja harapannya adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa terjaga,” ujarnya.
Darmawan menyebut, didalam RUPTL yang baru PLN memetakan antara sumber-sumber energi baru terbarukan yang berada di lokasi yang jauh dan terpencar dengan episentrum permintaan di wilayah lainnya.
Baca Juga: PLN Siapkan Implementasi Teknologi CCUS di PLTU
“Untuk itu dalam perencanaan RUPTL yang baru ini, kami akan membangun Green Enebling Transmisison Line di mana kondisi mix match antara sumber energi baru terbarukan dengan episentrum of demand ini bisa diselesaikan,” ucapnya.
Nah untuk itu, Darmawan menyatakan, pihaknya berencana menambah 60 GW pembangkit berbasis EBT sampai 2040 atau porsi penambahan pembangkit hijau mencapai 75%. Di dalam rencana ini, PLN akan membangun 32 GW pembangkit EBT yang bisa diandalkan menjadi beban listrik dasar (baseload).
Baca Juga: PLN Turun Wujudkan Arahan Jokowi, Petakan Sinergi dengan Perusahaan Papua Nugini
Di dalam RUPTL yang terbaru nanti, PLN juga memasukkan program transmisi smart grid di mana akan dibangun suatu skenario flexible generation ditambah smart control station.
“Ada smart transmission control, smart distribution, ada smart meter sehingga dengan adanya perencanaan desain dan pembangunan smart grid ini akan ada penambahan variabel energi terbarukan yang tadinya hanya mentok di 5 GW sampai 2040 akan ditambah menjadi 28 GW variabel renewable energy,” ungkapnya.
Baca Juga: PLN Jajaki Dukungan Pembiayaan Hijau dari Export Finance Australia
Lanjutnya, dengan adanya penambahan green enabling transmission line dan smart grid, PLN mampu membangun energi terbarukan dari semua potensi yang ada di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar