Mendekati jadwal pendaftaran capres-cawapres di KPU, elektabilitas tertinggi masih dikuasai oleh Prabowo Subianto. Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan Prabowo unggul dengan elektabilitas mencapai 26,2 persen.
Ganjar menyusul pada peringkat kedua, dan mengalami rebound setelah sempat anjlok usai heboh Piala Dunia U20. Elektabilitas Ganjar kini sebesar 24,3 persen, yang berarti sudah sedikit melampaui pencapaian pada awal tahun.
Baca Juga: Soal Pertemuan Prabowo dan Ridwan Kamil, Gerindra Ungkit Sejarah Panjang
Sementara itu Anies Baswedan konsisten bertahan pada peringkat ketiga, dengan sedikit kenaikan elektabilitas dibanding survei terakhir pada bulan Juni 2023. Setelah sebelumnya mengalami penurunan, kini elektabilitas Anies naik tipis menjadi 16,1 persen.
“Prabowo masih unggul dalam bursa Pilpres, disusul oleh Ganjar yang mengalami rebound dan Anies naik tipis pada peringkat ketiga,” ungkap peneliti senior Voxpopuli Research Center Prijo Wasono dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, pada Kamis (14/9).
Menurut Prijo, praktis pertarungan sengit kini didominasi oleh Prabowo dan Ganjar. Pada awal tahun Ganjar masih memimpin, tetapi kemudian merosot hingga tersalip oleh Prabowo. Sejak itu Prabowo terus memimpin dengan tren kenaikan elektabilitas secara terus-menerus.
“Menguatnya Prabowo diikuti dengan bergabungnya partai-partai Senayan yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni Golkar dan PAN, melebur dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR),” jelas Prijo.
Baca Juga: PPP: Kalau Demokrat Mau Gabung Koalisi Pendukung Ganjar, Ada Syaratnya...
Meskipun diwarnai dengan pembelotan PKB, koalisi partai-partai pengusung Prabowo masih memiliki kekuatan yang terbesar jika menghitung perolehan kursi di parlemen. Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini juga ditopang oleh Gerindra yang merupakan partai politik terbesar kedua.
Kubu Ganjar hanya didukung oleh dua partai di Senayan, yaitu PDIP dan PPP, sedangkan sisanya partai-partai non-parlemen. “Ganjar memerlukan waktu hingga lima bulan untuk memulihkan elektabilitas yang anjlok pada survei bulan April 2023 lalu,” terang Prijo.
Peristiwa menarik di kubu Anies, di mana Demokrat memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan. “Masuknya PKB ke koalisi pengusung Anies dan deklarasi Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies juga menimbulkan gesekan dengan PKS,” Prijo menjelaskan.
Baca Juga: Soal Banyak Fitnah Bertebaran Terkait Prabowo Subianto, Begini Instruksi Keras Relawan 08
Deklarasi Anies-Cak Imin mengakhiri ketidakpastian di antara partai-partai anggota Koalisi Perubahan soal figur cawapres. “Adanya kepastian cawapres pendamping Anies berhasil mengungkit elektabilitas, mencegah tren penurunan sepanjang 2023,” tandas Prijo.
Hanya saja munculnya nama Cak Imin tidak serta-merta menaikkan elektabilitasnya. Agus Harimurti Yudhoyono yang digadang-gadang sebagai cawapres Anies masih memiliki elektabilitas di papan tengah sebesar 4,4 persen, sedangkan Cak Imin di urutan buncit, hanya 0,5 persen.
Selain AHY, papan tengah bursa Pilpres masih dikuasai nama-nama seperti Ridwan Kamil (5,0 persen), Puan Maharani (4,6 persen), Erick Thohir (3,7 persen), dan Sandiaga Uno (3,4 persen). “RK, Erick, dan Sandi bertarung memperebutkan tiket cawapres dua koalisi lainnya,” jelas Prijo.
Ada pula sosok putera sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka (1,8 persen), meskipun masih terkendala syarat usia pencalonan. Berikutnya, Khofifah Indar Parawansa (1,6 persen) dan Airlangga Hartarto (1,4 persen).
Di jajaran paling bawah, selain Cak Imin, ada pula Mahfud MD (0,8 persen), Yenny Wahid (0,7 persen), dan Andika Perkasa (0,5 persen). Nama-nama lain memiliki elektabilitas sangat kecil, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 4,8 persen.
Baca Juga: Pamit Lebih Dulu dari Rapat, PDIP Sebut Arsjad Rasjid Butuh Waktu Jadi Ketua TPN Ganjar
Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 1-7 September 2023, kepada 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar