Dalam acara talk show bertajuk 3 Bacapres Bicara Gagasan di Universitas Gajah Mada, Bakal Calon Presiden (Bacapres), Ganjar Pranowo, dilempar pertanyaan oleh salah satu mahasiswa terkait dengan citra Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dinilai menjadi bahan ejekan.
Menjawab hal tersebut, Ganjar mengungkap sepak terjang perjuangannya melalui PDIP. Dia mengaku menjadi kader PDIP sejak seusai mahasiswa.
Baca Juga: Soal Usul Pembubaran KPK dari Megawati, Ganjar Pranowo Justru Ingin Dikuatkan
Pada saat itu, Ganjar mengaku diejek rekan sebayanya. Meski begitu, dia mengaku bahwa perbaikan akan tercipta ketika seseorang tersebut berada dalam suatu sistem negara.
"Apa yang harus kita lakukan? Kita harus masuk ke dalam sistem untuk bisa mengambil keputusan," kata Ganjar menjawab pertanyaan mahasiswa.
Ganjar pun mengaku banyak keputusan yang diambil pada saat duduk lembaga dan institusi negara. Pada saat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dia mengaku memutuskan keterlibatan perempuan dalam politik sebesar 30 persen.
"Saya diminta untuk menyusun undang-undang kewarganegaraan, saya menjadi (ketua) pansus undang-undang parpol. Saat itu, ketika isu gender muncul, saya putuskan pengurus partai 30 persen perempuan karena saya ada di situ dan dengan tangan saya, saya putuskan," jelasnya.
Baca Juga: Ganjar: Saya Punya Dendam Besar pada Kemiskinan
Pada waktu yang sama, Ganjar juga menyebut terlibat dalam penyusunan Undang-undang Keistimewaan untuk provinsi Yogyakarta. Saat itu, Ganjar mengaku menjadi ketua panja tersebut.
"10 menit saya putuskan ketua panjanya namanya Ganjar Pranowo sejak putusan itu undang-undang keistimewaan lahir setelah belasan tahun tidak pernah putus," jelasnya.
Pada saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar mengaku telah memutuskan untuk menerapkan sistem anti korupsi. Pada saat itu, dia juga mengaku mencopot dua kepala dinas yang terindikasi melakukan korupsi.
Baca Juga: Jika Jadi Pendamping Ganjar, Arsjad Rasjid Bisa Akselerasi Target Transisi Energi
"Saya harus mencopot dua kepala dinas saya karena terindikasi korupsi dan dia ngaku sebelum pengadilan karena saya harus berani memutuskan itu tanpa menunggu. Anti korupsi," terangnya.
Dia pun mengaku, di Jawa Tengah telah menerapkan beasiswa bagi keluarga yang tak mampu. Ganjar mengaku merogoh kocek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Saya keluarkan APBD menanggung biaya mereka penuh 100 persen, mereka di Jepang, mereka di Korea, mereka di perusahaan besar dan dia menjadi tulang punggung keluarganya untuk mengentaskan kemiskinan karena keputusan itu," katanya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo: Pemerintahan Bersih Masih Menjadi Pekerjaan Rumah yang Harus Diselesaikan
"Saya anggota PDI perjuangan dan hari ini anda boleh menilai saya. Apakah saya bisa berpihak pada wong cilik si marhaen itu?" tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar