Bantah Gagalnya Proyek Food Estate Jokowi, DPR: Berproses, Tak Harus Sawah Melulu...
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani, menilai program food estate adalah program jangka panjang sehingga hasilnya tidak bisa instan. Program penyediaan pangan tersebut tidak bisa dikatakan gagal.
“Saya berpendapat tidak bisa dikatakan program ini gagal, hanya karena saat ini produksi beras turun yang kemudian berakibat harga beras naik,” ujar Irma, Kamis (28/9).
Baca Juga: BPH Migas Perlu Dihapuskan atau Masih Dibutuhkan, Ini Kata DPR
Irma mengatakan, program food estate dibuat dalam rangka memperkuat ketahanan pangan Indonesia ke depan. Dalam pelaksanaannya, lanjutnya, tanah yang dijadikan food estate harus diolah terlebih dahulu agar PH tanah sesuai dengan tanaman yang akan ditanam. Kemudian mempersiapkan irigasi dan alat mesin pertanian (alsintan) yang modern.
Menurut Irma, kekeringan akibat El Nino menyebabkan petani tidak bisa tanam. Kondisi inilah yang mengakibatkan produksi dalam negeri turun dan akibatnya harga beras naik.
“Sementara food estate masih berproses, cetak sawah baru, kan, harus di-support dengan irigasi. Selain itu, food estate juga bukan melulu sawah untuk padi, tetapi juga untuk palawija,” urainya.
Legislator itu mendorong pemerintah untuk membuat irigasi yang modern karena problem utama pertanian adalah irigasi dan pupuk. Hal itu diperlukan agar food estate bisa menghasilkan padi dan palawija sesuai target jangka panjang.
Baca Juga: Soal Wacana Pertalite Dijual Pertashop, DPR: Kami Tak Ingin Hal Ini Merepotkan Pertamina
“Di masa pandemi Kementan salah satu sektor yang mampu tumbuh. Jangan juga prestasi itu dinafikan, karena pertanian kita masih bergantung pada kondisi cuaca alam,” tukas Irma.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar