Sekilas tentang HashMicro Academy, Program Pendidikan untuk Pelajar dan Ciptakan Lapangan Kerja
Perusahaan rintisan (startup) penyedia solusi perencanaan sumber daya perusahaan atau enterprise resource planning (ERP) yang berbasis di Singapura dan Indonesia, HashMicro menyumbangkan kontribusinya dalam literasi digital dan transformasi digital di Indonesia melalui HashMicro Academy. Apa itu HashMicro Academy?
HashMicro Academy adalah organisasi nirlaba atau non-profit yang menyediakan pelatihan atau bootcamp bagi mahasiswa/i yang kurang mampu dan bekerja sama dengan universitas-universitas untuk menjadikan HashMicro sebagai bagian dari mata kuliah wajib.
Co-founder dan Business Development Director HashMicro, Lusiana Lu mengatakan bahwa pelatihan atau bootcamp tersebut diadakan secara gratis kepada 5.000 mahasiswa/i.
Baca Juga: Apa Kabar Edutech Refocus di Indonesia? Di Filipina, Operasionalnya Tutup
“Jadi kami sering membuka pelatihan coding, kelas coding untuk yang kurang mampu dan gratis, yang kami enggak meminta bayaran sepeser pun. Setelah mereka lulus dari program kami, mereka akan kami rekrut juga. Jadi, sekalian kami buka SDM, lapangan kerja begitu,” ujar Lusiana di acara media briefing bersama HashMicro di Jakarta pada Rabu (11/10/2023).
Lusiana menambahkan, program HashMicro Academy juga melibatkan universitas-universitas di Pulau Jawa dan Kalimantan. Kerja sama ini diwujudkan dengan menjadikan sistem HashMicro sebagai bagian dari mata kuliah wajib. Mitra kerja sama yang berhasil mengimplementasikannya adalah Universitas Bina Nusantara (BINUS), disusul oleh Pradita University, dan Universitas Padjadjaran.
“BINUS sudah mengajarkan software-software yang dikembangkan oleh HashMicro sebagai mata kuliah wajib, untuk beberapa mata kuliah. Saya bisa katakan, ada lebih dari 10 universitas yang sudah bekerja sama dengan kami. Ke depannya ditambah lagi,” jelas Lusiana.
“Memang tujuan kami adalah dalam lima tahun, semua lulusan baru akan mengenal HashMicro,” sambungnya.
Lusiana juga berharap program HashMicro Academy dapat menyebar ke seluruh Indonesia.
“Kami berharap [program ini] dapat menjangkau seluruh Indoensia secara merata, tapi terdapat beberapa universitas di Jawa yang mungkin masih bisa dijadikan benchmark, jadi ketika kami hadirkan ini ke universitas lain, mereka lebih tertarik untuk bergabung,” pungkasnya.
Didirikan pada tahun 2015, HashMicro kini memiliki lebih dari 500 karyawan, dengan 1.750 klien di sekitar 25 negara, dan 25 ribu pengguna. Kliennya seperti Bank Mega, Bank of China, BTPN, Askrindo, Asuransi Sompo, Pertamina, Toyota, Forbes Asia, Kementerian Agama, dan perusahaan terkemuka lainnya.
Baca Juga: Kebutuhan Pekerja IT di Indonesia Semakin Tinggi, Data Academy Mengkreasikan Talent Pool Digital
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: