Jokowi Sudah Bersama PDIP selama 22 Tahun, Diyakini Tidak Akan 'Habis Manis Sepah Dibuang'
Peneliti politik dari Saiful Mujani Research Center (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan bahwa Presiden Jokowi justru akan kehilangan pamor jika sampai keluar sebagai kader PDI Perjuangan.
Menurutnya, Jokowi akan dicap sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih. Sebab, sudah lebih dari 22 tahun PDIP selalu mendukung Jokowi dalam pemerintahan.
Dan berikut catatan dari Saidiman
"PDI Perjuangan ini menarik. Unik. Mereka adalah partai utama pendukung Joko Widodo. Sudah lebih dari 22 tahun partai ini mendukung Jokowi berada dalam pemerintahan, mulai dari tingkat walikota, gubernur, sampai presiden.
Namun di antara partai pendukung pemerintah, PDI Perjuangan adalah satu-satunya partai yang bisa dan terbukti beberapa kali berseberangan dengan kebijakan pemerintah. PDI Perjuangan adalah satu-satunya partai pendukung pemerintah yang bisa berkata tidak pada Jokowi.
Karena itu, kalau ke depan, PDI Perjuangan memiliki keputusan politik yang berseberangan dengan Jokowi, itu bukan hal yang aneh untuk PDI Perjuangan. Saya menduga, partai ini tidak akan surut dukungan publiknya hanya karena memiliki aspirasi politik yang berbeda dengan Jokowi.
Jokowi memang kader PDI Perjuangan yang populer. Namun partai ini juga punya tokoh lain yang juga sangat populer: Megawati Soekarnoputri, Ganjar Pranowo, Risma, dll. Partai ini juga memiliki simbol dan legenda besar: Soekarno. Jokowi adalah satu di antar figur-figur populer lain di PDI Perjuangan.
Justru saya lebih khawatir Jokowi akan kehilangan pamor jika meninggalkan PDI Perjuangan, misalnya jika dia secara terang-terangan mendukung calon presiden selain yang diusung partai banteng bermoncong putih itu.
Tindakan itu dengan mudah akan terbaca sebagai bentuk penghianatan atau sikap yang tak tahu balas budi. Sikap seperti ini, dalam kultur Indonesia, sangat tidak terpuji.
Namun di benak, saya masih menyimpan keraguan. Rasanya Jokowi tidak akan gegabah meninggalkan PDI Perjuangan. Saya masih yakin Jokowi tidak akan melakukan "Habis manis sepah dibuang." Bisa saja saya keliru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat