Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fintech Lending, Jadi Harapan Baru Bagi Usaha Kecil

        Fintech Lending, Jadi Harapan Baru Bagi Usaha Kecil Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan bila kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional sangatlah besar.

        Untuk memaksimalkan peran tersebut, Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar menyampaikan, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan inklusi keuangan kepada pelaku UMKM melalui akses pendanaan yang inklusif dari fintech.

        "Fintech lending adalah salah satu kunci untuk menjawab tantangan pendanaan yang selama ini terkadang jadi penghambat UMKM untuk berkontribusi lebih terhadap perekonomian nasional," kata Entjik, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (20/10/2023).

        Baca Juga: Hingga Agustus 2023, Penyaluran Pendanaan Fintech P2P Lending Tembus Rp53,12 Triliun

        Hingga Agustus 2023, fintech pendanaan bersama telah menyalurkan dana sebesar Rp677,51 triliun. Tercatat, lebih dari 5,3 juta UMKM yang memiliki pinjaman aktif, dengan total outstanding sebesar Rp19,3 triliun. 

        AFPI pun menggelar kunjungan ke sejumlah penerima manfaat fintech peer to peer lending, atau layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi, di wilayah Jakarta, pada Rabu 18/10/2023).

        Entjik mengutarakan bila kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah wujud komitmen AFPI dan seluruh anggotanya dalam mendukung pertumbuhan sektor produktit. Salah satu tuiuannva adalah untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

        "Ini jadi salah satu bukti bahwa fintech peer to peer lending banyak mengarah ke pengusaha muda, terutama UMKM. Kita terus berupaya membantu pengusaha yang ingin berkembang melalui bantuan modal dan inventory financing," ujar Entjik. 

        Kehadiran fintech lending dirasakan betul manfaatnya oleh para pelaku UMKM dalam negeri.

        Salah satunya adalah UMKM yang bergerak di bidang fashion retail. UMKM yang lini utamanya adalah sepatu, kini mampu bersaing dengan merk sepatu terkenal.

        "Kami berterima kasih kepada asosiasi fintech karena sudah membangun ekosistem vang bagus. Jadi, kami sebagai UMKM punya opsi pendanaan yang lebih banyak," tutur Putera Dwi Karunia, pendiri UMKM bidang fashion retail tersebut, saat menerima kunjungan AFPI di kantornya di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).

        Baca Juga: AFPI Sorot Perilaku Nasabah Muda Pinjam di Fintech Lending: Gajian Tanggal 25, Tanggal 10 Habis

        Putera mengatakan, sebelum mendapat pendanaan fintech, perusahaan yang dirintisnya sejak 2010 lalu kerap kehilangan momen untuk meningkatkan penjualan karena modal yang digunakan relatif terbatas. Misalnya, ketika musim Lebaran atau promo-promo marketplace, dia justru kehilangan kesempatan karena stok barang yang terbatas.

        "Namun, setelah dapat pinjaman pada 2020, kami lebih bisa menangkap momen-momen itu dan kami tinggal fokus pada penjualan. Alhamdulillah, sejak itu kami sudah tumbuh sekitar empat kali lipat dari sebelumnya," ucap Putera.

        Manfaat yang sama juga dirasakan Subur Hendrio, pemilik UMKM agen tisu dan kebutuhan pokok. Subur berhasil mendapatkan pinjaman fintech lending pada tiga bulan lalu dan merasakan betul peningkatan usahanya.

        "Sebelumnya, barang yang dijual di toko saya sangat terbatas. Namun, setelah ada tambahan modal dari perusahaan fintech lending, saya bisa menambah stok dan varian barang untuk dijual. dengan dibantu fintech, saya semakin optimistis melayani pasar besar nasional," ujar Subur.

        Hal senada juga disampaikan Andreas Widiananto, pemilik UMKM yang bergerak di bidang usaha mozarella cheese dan butter. Andreas mengatakan, bantuan fintech lending membuatnya bisa semakin mengembangkan usaha, di tengah situasi ekonomi yang penh tantangan.

        "Tentunya ini sangat membantu kami untuk terus mengembangkan usaha secara berkelanjutan. saat ini, Kami bisa mendapatkan omzet dengan rata-rata Rp1,6 millar per bulan dari sebelumnya hanya sekitar Rp100 juta-Rp200 juta saja," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: