Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sangat Sedikit! Isu Perubahan Iklim Tak Jadi Prioritas Capres-Cawapres dalam Visi Misi

        Sangat Sedikit! Isu Perubahan Iklim Tak Jadi Prioritas Capres-Cawapres dalam Visi Misi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Chair Monash Climate Change Communication Research Hub - Indonesia Node Ika Idris menilai isu perubahan iklim tak jadi prioritas paslon capres-cawapres dilihat dari visi-misi yang telah masing-masing kubu keluarkan.

        Menurut Ika, isu perubahan iklim bukannya tidak ada pada visi-misi capres-cawapres 2024, hanya saja secara kuantitatif jika dibandingkan keseluruhan visi-misi, maka porsinya dinilai masih kecil alias bukan prioritas.

        “Setelah kita lihat kok perubahan Iklim kecil banget, jadi kalau menurut kita secara kualitatif memang terlihat tapi setelah kita bandingkan dengan keseluruhan dokumen jadinya sedikit. Kalau kami mengiterpretasikannya isu perubahan iklim ini bukan isu utama,” ujar Ika saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (30/10/23).

        Baca Juga: Survei Selalu Rendah, Anies Baswedan Ogah Pusing: Di Jalan-jalan Penuh Semangat Perubahan

        Hal itu Ika ungkapkan berdasarkan temuan yang dilakukan pihaknya dengan cara mengubah format file visi-misi ketiga paslon capres-cawapres dari PDF ke bentuk TXT. Kemudian, dilakukan cleaning pada teks tersebut, dengan:

        1. Penghilangan karakter-karakter non-alfabet (simbol, angka, dll).
        2. Stemming/Lemmatization, yaitu pengubahan setiap kata menjadi kata akar/baku-nya.
        3. Tokenization, yaitu pemisahan teks menjadi token-token per kata.
        4. Penghapusan stopwords (kata sambung), seperti: “dengan”, “merupakan”, “sehingga”, etc; yang tidak memberikan topik/makna pada teks yang ada.

        Berdasarkan proses tersebut, didapati visi misi AMIN berjumlah 13.853, Ganjar-Mahfud 4.302 kata, dan Prabowo-Gibran 7.570 kata.

        Ika mengungkapkan dengan menggunakan empat kata kunci yang dipilih (“lingkungan”, “iklim”, “ekologi”, dan “energi”), ditemukan dalam visi-misi ketiga pasang capres hanya memuat sekitar 1% kata-kata yang terafiliasi dengan kebijakan perubahan iklim dan lingkungan.

        Ika menjelaskan alasan pihaknya memilih 4 kata kunci tersebut karena ingin mengambil inti dari isu utama yakni perubahan iklim. Ia tak menampik dalam visi-misi yang dikeluarkan masing-masing pihak, banyak kata yang berkaitan dengan perubahan iklim dan lingkungan seperti air, pagan, dsj, tetapi dalam temuan kali ini, ia ingin fokus pada inti masalah yakni perubahan iklim.

        Dari riset yang dilakukan, ditemukan pasangan Ganjar-Mahfud paling banyak mencantumkan keempat kata tersebut yakni sebanyak 47 kata atau sekitar 1,09%, diikuti oleh pasangan Anies-Muhaimin sebanyak 44 (0,6%) dan pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 44 kata (0,58%).

        “Dari situ Ganjar ada 47 kata, tapi karena frekuensi katanya paling dikit 4.302 kata jadi paling tinggi frekuensinya 1.09%, kalau AMIN 44 dan gibran 44. Jadi sebenarnya jumlah katanya nggak jauh beda, cuma karena AMIN dokumennya pajang ternyata 44 itu Cuma 0,6 persen saja kalau gibran 0,58 persen,” jelasnya.

        Baca Juga: Anies Jadi Gubernur Paling Aktif Angkat Isu Perubahan Iklim di Facebook, Jubir: Semoga Ditiru Kepala Daerah Lain

        Dari data yang menunjukkan minimnya perhatian kandidat di pilpres 2024 terhadap isu perubahan iklim, Ika mengungkapkan seharusnya porsinya bisa lebih besar lagi.

        Bukannya tanpa alasan, menurut Ika masalah ini bisa merembet ke masalah-masalah lainnya jika tak diseriusi.

        Ia tak menampik capres-cawapres sudah mengangkat isu perubahan iklim dalam visi-misi mereka, hanya saja menurutnya pendekatan yang dilakukan lebih kepada dampak turunannya bukan fokus pada masalah utama perubahan iklim itu sendiri.

        “Menurut saya sebagai yang belajar di bidang ini, ini harusnya jadi isu utama karena dampaknya akan ke mana-mana. kehidupan, ekonomi negara, dll.

        “Ternyata pendekatannya belum berfokus pada prespektif dari perubahan iklim, mungkin masih dilihat dari dampak yang lain,” tambahnya.

        Perubahan Iklim dan Isu Lingkungan di Visi-Misi Paslon Pilpres 2024

        Di dalam dokumen visi misi yang sudah beredar luas, paslon membeberkan sejumlah perhatian dan langkah strategis terkait isu perubahan iklim dan lingkungan hidup.

        Pasangan AMIN misalnya di awal pemaparan menyinggung soal krisis iklim global. Menurut mereka, Sebagai upaya mewujudkan kemakmuran, pemerintahan di banyak negara termasuk Indonesia mengimplementasikan program pembangunan dengan tujuan memacu pertumbuhan ekonomi. Hanya saja pembangunan tersebut menurut AMIN tak jarang menimbulkan dampak pada lingkungan.

        “Namun praktik pembangunan yang terlalu agresif menghasilkan dampak lingkungan yang tidak kecil, yaitu terjadinya polusi skala besar dalam tiga unsur: udara, air, dan tanah. Polusi ini berdampak langsung pada kesehatan rakyat dan kualitas lingkungan hidup. Pembangunan tanpa visi ekologis juga menyulut krisis biodiversitas yang merupakan aset berharga kita,” demikian bunyi dokumen tersebut dikutip Senin (30/10/23).

        Dalam dokumen yang berjumlah 140an halaman tersebut, AMIN juga memaparkan sejumlah tawaran mereka jika menang di Pilpres 2024 terkait penanganan masalah perubahan iklim dan isu lingkungan hidup.

        Baca Juga: Misi Gelora Ekonomi Syariah Versi Anies dan Ganjar, Ini Bedanya!

        Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud dalam dokumen berjumlah 33 halaman menyinggung soal perubahan iklim dan lingkungan hidup dalam visi-misi mereka. Hal ini paling tidak tergambar dari misi No. 6 yakni Mempercepat Perwujudan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Melalui Ekonomi Hijau Dan Biru. Misi tersebut juga kembali dijabarkan dalam sejumlah agenda yang Ganjar-Mahfud akan lakukan jika menang di Pilpres 2024 terkait masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim.

        Untuk pasangan Prabowo-Gibran, dalam dokumen visi-misi berjumlah 88 halaman, perubahan iklim disebut jadi salah satu tantangan strategi di 2024-2029.

        “Perubahan iklim bisa menyebabkan kekeringan dan hujan ekstrem yang menurunkan produksi pangan, meningkatkan kerawanan pangan, meningkatkan harga pangan, serta mengancam keselamatan jiwa,” demikian bunyi dokumen visi-misi Ganjar-Gibran.

        Baca Juga: Pengusaha Tak Boleh Sembarangan Klaim Nama Fintech Syariah, Ada Aturannya!

        Terkait langkah yang akan diambil pasangan tersebut terkait masalah ini, salah satunya tergambar pada misi nomor 2 yakni Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: