Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Balik Julukan Pulau Santri, Ini Wajah Ponpes Al Akhairaat di Sebatik

        Di Balik Julukan Pulau Santri,  Ini Wajah Ponpes Al Akhairaat di Sebatik Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Nunukan -

        Mendengar Pulau Sebatik di Kalimantan Utara identik dengan sebutan “Pulau Santri”. Julukan ini terbukti dengan banyaknya jumlah pondok pesantren di daerah tersebut.

        Namun berbeda dengan beberapa pondok pesantren di daerah tersebut dimana masih banyak yang memiliki infrastruktur kurang memandai. Satu diantaranya Pondok Pesantren Al Akhairaat di Kecamatan Sebatik Timur, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

        Baca Juga: Bakal Dukung Prabowo Subianto dan Gibran bin Jokowi di Pilpres 2024, Neno Warisman: Saya Percaya Partai Gelora

        Memasuki wilayah seluas kurang lebih satu hektar itu berdiri bangunan masjid, dua ruang kelas, dan asrama untuk para santri dan kyai yang mengajar disana. 

        Syahril (14) salah satu santri di Ponpes Al Akhairaat mengeluhkan kurangnya ruang kelas dan fasilitasnya. “Saya ingin meminta adanya pembangunan untuk sekolah kami ini, kami kekurangan kelas karena cuma dua kelas,” kata Syahril saat ditemui di Ponpes Al Akhairaat, Jumat (2/11/2023).

        Syahril juga menceritakan bagaimana teman santrinya banyak yang tidak mendapat meja dan bangku. “Ya meja-meja untuk kami belajar. Kami kurang meja juga. Kami untuk belajar kadang ada yang belajar gak pakai meja. Hanya menulis di lantai,” tuturnya.

        Selain ruang kelas yang kurang memadai, Syahril juga mengeluhkan fasilitas asrama untuk para santri yang berjumlah 24 anak. Asrama yang berdiri dua lantai dengan pintu dan jendela tertutup papan tipis tersebut tampak tidak layak huni.

        Syahril menyebut banyak temannya hanya beralaskan tikar untuk tidur. “Ada yang punya (kasur) ada yang nggak ada. Kalau tidur pakai alas tikar saja. Satu lagi minta sumbangan kasurnya untung santri-santri disini. Cuma pakai alas untuk tidur dan kipasnya juga kurang. Rusak semuanya. Jadi kami kumpul uang. Jadi teman-teman saya kumpul uang untuk beli kipas. Kadang teman saya beli sendiri 100 ribu minta titip masjid depan,” ungkap Syahril.

        Tak lupa, Syahril pun berterimakasih kepada Menteri Sosial Tri Rismahari atas bantuannya yang telah diberikan Kemensos untuk Ponpes Al Khairaat. “Terima kasih Bu Menteri sudah memberi kita seragam sekolah dan sepatu, komputer. Kami senang sekali menerima bantuan Ibu Menteri sosial,” ucap anak 14 tahun asal Desa Lapri, Pulau Sebatik.

        Baca Juga: Gus Halim Tegaskan Santri Harus Jadi Pelopor Indonesia Emas 2045

        Seperti diketahui hari Jumat (3/11/2023), Mensos Risma berkesempatan mengunjungi Ponpes Al Khairaat. Dalam kesempatan itu, Mensos Risma menyalurkan bantuan seragam dan alat sekolah kepada 169 santri dan santriwati.

        Selain itu, Mensos Risma juga memberikan batuan 3 unit komputer untuk para santri menuntut ilmu. Hal senada juga disampaikan Ketua Komisaris Daerah Al Khairaat, Suniman Latasi.

        Suniman juga mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan Kemensos. “Kami sebagai pengurus yayasan sangat berterimakasih kepada pemerintah. Dan itulah sebenarnya yang kami inginkan.

        Baca Juga: Atasi Backlog Perumahan, Bank BTN Edukasi Santri Jadi Developer

        Kami dari pengelola bermitra dengan pemerintah. Ya dengan adanya bantuan kita mengucapkan terimakasih. Kebetulan yayasan kami masih sangat terbatas sarana dan prasarana. Bilau kalau ada bantuan dari pemerintah kita sangat bersyukur, berterima kasih,” ucapnya.

        Sejak berdiri dua tahun lalu, Suniman mengatakan yayasan mengalami kendala anggaran untuk membangun sarana prasarana di Ponpes Al Khairaat. Sehingga ia berharap adanya bantuan dana dari pemerintah pusat.

        “Yang sangat dibutuhkan ini yaitu pembangunan ruang kegiatan belajar (RKB), kemudian asrama, kemudian pagar. Itu yang kita butuhkan sekarang ini. Mungkin kalau total itu anggarannya itu, kalau RKB itu miliaran mungkin, sekitar Rp5 miliar itu baru bisa terpenuhi itupun masih sementara sifatnya,” harapnya.

        Menanggapi tersebut, Mensos Risma berkomitmen untuk menindaklanjuti keluhan terkait pembangunan RKB di Ponpes Al Khairaat. “Insya Allah, usulan ruang kelas sudah kami terima. Dan sedang diproses pengadaannya,” jelas Mensos Risma.

        Berbeda dengan Pondok Pesantren As'sadiyah yang juga berada di Kecamatan Sebatik Timur. Pada bulan Agustus lalu, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah susun (rusun) untuk para santri disana.

        Ma'ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada Kementerian PUPR RI dan Bank Indonesia yang telah ikut berkontribusi dalam pembangunan rusun di Ponpes As'adiyah. Dimana pembangunan rusun ini seluas 1.125 meter persegi dengan dimensi bangunan 33 x 8.20 meter, tipe barak, tiga lantai, enam barak 32 unit memiliki kapasitas hunian 128 orang.

        Baca Juga: Menparekraf: Santri Sebagai Garda Terdepan Pengembangan Ekonomi Digital

        Fasilitasnya meubelair berupa 64 unit tempat tidur susun dan 64 unit lemari dua pintu, dengan anggaran senilai Rp9,68 miliar. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: