Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan program Santri Digitalpreneur menjadi momentum bagi para santri di Indonesia untuk berada di garda terdepan dalam mengembangkan dan memperkuat ekonomi digital Indonesia.
"Kalian harus mampu menjadi garda terdepan, karena untuk menuju Indonesia Emas yang sejahtera, adil, dan makmur lokomotifnya justru ada di tangan santri-santri muda kita. Kalianlah yang menjadi lokomotif berbekal ekonomi kreatif," kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya, Selasa (24/10/2023).
Menparekraf Sandiaga mengatakan, ekonomi kreatif merupakan lokomotif yang menggerakkan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Oleh karena itu, melalui program ini diharapkan para santri yang berpartisipasi bisa menghasilkan konten-konten kreatif yang unik dan inovatif untuk ditampilkan di media sosial.
Baca Juga: Temukan Sektor Perbankan dan Ekonomi Kreatif, Ini Strategi Kemenparekraf
Selain itu, program yang dilaksanakan dalam rangka menyambut hari santri yang jatuh setiap 22 Oktober ini juga dibungkus dengan semangat inovasi, adaptasi, dan kolaborasi untuk menjadikan para santri sebagai konten kreator yang kreatif dan berkualitas.
Mereka juga diharapkan mampu membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Potensi itu semakin besar mengingat ada sekitar lima juta santri yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga, dengan jumlah ini maka santri bisa menjadi suatu ekosistem ekonomi umat tersendiri di Indonesia.
"Kita harus isi dengan konten-konten yang membawa semangat bagi santri untuk menghadirkan konten-konten yang menjadi penyejuk di antara konten-konten yang beredar di media sosial," katanya.
Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, mengungkapkan program Santri Digitalpreneur merupakan langkah yang tepat untuk mengembangkan kemampuan para santri. Terlebih, pesantren merupakan salah satu bentuk modal sosial yang dimiliki bangsa Indonesia untuk berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain.
Baca Juga: Kemenparekraf Perpanjang Kerja Sama dengan Gresini Racing
"Pesantren adalah salah satu tipikal pendidikan Muslim di Indonesia. Melalui pesantren kita berharap bisa melahirkan bangsa Indonesia yang moderat, toleran, plural, dan berkolaborasi dengan siapapun," kata Nasaruddin.
Acara ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam; Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Rusiawan; dan Anggota Komisi X DPR RI, Himmatul Aliyah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement