PDIP Nggak Main-main: Ganjar Pranowo-Mahfud MD Bisa Menang Pilpres 2024 Satu Putaran kalau...
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu merespons hasil survei yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia terkait Pemilu/Pilpres 2024.
Salah satu temuan Indikator adalah terkait elektabilitas 3 capres-cawapres di mana menunjukkan adanya tren penurunan pada Ganjar Pranowo.
Disebutkan Anies Baswedan memeroleh 23,7 persen suara di posisi tiga, Ganjar Pranowo 27,8 persen di posisi kedua dan Prabowo Subianto di posisi pertama dengan 40,6 persen.
Disebutkan juga adanya tren penurunan elektabilitas yang cukup signifikan pada Ganjar dibandingkan survei sebelumnya (2-10 Oktober 2023) yakni 34,8 persen ke 27,8 persen.
Baca Juga: Anies Baswedan Akui Sulit Indonesia Bisa Selesaikan Konflik Israel-Palestina: Jauh Sekali!
Terkait pasangan calon, Anies Baswedan-Cak Imin memeroleh 24,4 persen suara di posisi tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD 30 persen di posisi kedua dan Prabowo-Gibran di posisi pertama dengan 39,7 persen.
Menanggapi hal tersebut, Masinton mengungkapkan optimisme pihaknya terhadap kemenangan Ganjar-Mahfud dalam satu putaran dengan catatan Pemilu berlangsung dengan adil.
“Kami sangat yakin kalau pemilu berjalan secara jujur dan kita kawal, kami yakin Ganjar Mahfud bisa unggul dalam satu putaran,” jelas Masinton dalam pemaparan hasil survei Indkator Politik yang disiarkan daring, Minggu (12/11/23).
Masinton juga menilai ada beberapa momen yang belum mampu tergambarkan dalam survei Indikator kali ini di antaranya mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkai batas minimal usia Capres-Cawapres yang disebut-sebut melanggengkan Gibran bin Jokowi menjadi Cawapres Prabowo meski belum genap 40 tahun.
Padahal menurut Masinton, ia mengaku menanyakan kepada pemilih dan non pemilih PDIP terkait heboh putusan ini. Hasilnya menurutnya ada kebatinan terluka di tengah masyarakat terkait isu ini.
“Karena kalau saya turun ke bawah masyarakat, yang saya temui itu bukan hanya pemilih PDIP, mereka kaget kok begini, apakah hal begini tidak terpotret di survei, tapi dengan responden 1220 belum bisa secara utuh. Yang saya tangkap dari kebatinan masyarakat ada hal yang terluka dari mereka tentang putusan MK terlepas dari survei tadi,” jelasnya.
Sementara itu, pendiri Indikator Politik Burhanudin Muhtadi memastikan pihaknya objektif dalam melakukan survei mereka.
“Kami tidak pernah umpetin hasil survei, kalau dicek per 2020 sampai 2023 ketika Ganjar unggul pertama kali di April 2022 itu yang merilis pertama kali kami. Jadi kami nothing personal sama siapapun. Anies ketika menyalip Prabowo November 2022 dan Prabowo terendah itu yang pertama kali rilis indikator, tentu ketika mengalami kenakan atau penurunan siapa pun kami tidak punya sikap partisan apa pun, data adalah data, meskipun mungkin buat saya atau peneliti kami punya preferensi partisan personal itu tidak menutupi obejektifitas kami terhadap data itu,” ungkap Burhanudin.
Baca Juga: Anies Baswedan: Indonesia saat Ini Penuh dengan Ketidakadilan
Untuk diketahui, Survei Indikator kali ini dilakukan pada 27 Oktober sampai 1 November 2023 menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan responden seluruhnya warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: