Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tenaga Perawat Migran di Singapura Diminta Terus Tingkatkan Kompetensi

        Tenaga Perawat Migran di Singapura Diminta Terus Tingkatkan Kompetensi Kredit Foto: Kemnaker
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta tenaga perawat terus meningkatkan kemampuan diri  atau kompetensi untuk mendukung kebekerjaan sekaligus mengisi peluang kerja yang terbuka.

        Hal tersebut diungkapkan setelah menemui sejumlah Pekerja Migran Indonesia yang bekerja sebagai Health Care Assistant (HCA) atau tenaga perawat di kantor di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura. 

        "Bekerja ke Singapura ini bukan hanya untuk memperoleh penghasilan yang memadai, tetapi juga untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan  membentuk karakter kerja, serta pengalaman bekerja sama dalam suatu tim yang multi negara," ujar Ida dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (18/11/2023). Baca Juga: Hadapi Bonus Demografi, Kemnaker Bersiap Perluas Lapangan Pekerjaan

        Ida mengatakan, ada tiga jabatan tenaga kesehatan di Singapura, yang belum banyak diisi oleh Pekerja Migran Indonesia. Sebab kandidat untuk mengisi Health Care assistant (HCA); Enrolled Nurse (EN); dan Registered Nurse (RN) harus memiliki perayaratan. 

        Dimana, kualifikasi yang dibutuhkan sekurang-kurangnya harus mengenyam pendidikan kesehatan di sekolah/universitas di Singapura atau kandidat lulus Singapore Nursing Board (SNB) Exam (Ujian untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi yaitu Enrolled Nurse dan Registered Nurse).

        "Saya berharap teman-teman dapat bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai Health Care Assistant (HCA) dan dapat mengambil Singapore Nursing Board (SNB) Exam, sehingga mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi, yaitu Enrolled Nurse (EN) bahkan sampai Registered Nurse (RN)," ujarnya. 

        Menurutnya, masing-masing perawat di Singapura memiliki tantangan tersendiri dan berbeda-beda, karena ada yang ditempatkan di bangsal dan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). 

        Maka dari itu, ia meminta perawat agar terus belajar saat menghadapi kendala bahasa sebab di Singapura menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Melayu.Baca Juga: Bludak Pengangguran Impact Digitalisasi Perbankan, Menaker Ida Temui Serikat Pekerja

        "Jangan pernah nyerah ketika menghadapi setiap tahapan, orang yang gagal biasanya tidak mampu menyesuaikan pekerjaan. Terpenting jangan pernah menyerah hadapi tahapan tersebut," ucapnya. 

        Sejak penempatan pertama di bulan Juni 2023 hingga November 2023, terdapat 60 orang Pekerja Migran Indonesia yang bekerja sebagai Health Care Assistant (HCA) di negeri berjuluk The Lion City tersebut

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: