Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Penyebab Laba TOWR Tersungkur di Kuartal III 2023

        Ini Penyebab Laba TOWR Tersungkur di Kuartal III 2023 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mengumumkan hingga kuartal III 2023 membukukan revenue Rp8,72 triliun, Rp7,42 triliun EBITDA dan laba bersih Rp2,47 trilliun.

        Revenue dan EBITDA untuk periode ini tumbuh masing-masing 7,6% dan 6,5% yoy. Laba bersih untuk 9 bulan menurun 4,3% yoy disebabkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi di 2023 dibandingkan tahun 2022.

        CEO dan Direktur Utama SMN Group Aming Santoso mengungkapkan bahwa tahun ini TOWR menunjukkan kelanjutan pertumbuhan operasional seperti terlihat dari kinerja keuangan seiring dengan dilaksanakannya strategi ekspansi aset yang terdiversifikasi dan kemampuan operasional yang terdiversifikasi, terutama segmen non-tower, begitu juga dengan perhatian yang khusus atas manajemen arus kas serta manajemen beban keuangan.

        “Sesuai strategi kami, SMN telah berubah dan tidak lagi menjadi murni perusahaan penyedia penyewaan menara sejak 2017 dengan anak usaha iForte yang kami akuisisi di tahun 2015. Selama periode 2016-2023, pertumbuhan revenue dari segmen tower tumbuh rata-rata 8% per tahun dan pertumbuhan non-tower mencapai rata-rata 53% dengan kontribusi terbesar datang dari bisnis FTTT (Fiber To The Tower),” ujar Aming dalam acara Pubex Live 2023 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, Selasa (28/11/2023).

        Baca Juga: Perkuat Pertumbuhan Ekosistem Kendaraan Listrik, Twin Towers Ventures dan Rigel Capital Guyur Investasi ke Volta

        Saat ini lanjut Aming, TOWR telah mengakumulasi lebih dari 196.000 kilometer fiber optic yang menghasilkan revenue untuk bisnis FTTT dan bisnis broadband. Perusahaan telah mengeluarkan belanja modal selama 9 bulan tahun 2023 sebesar Rp 4,53 triliun dengan hampir dari 60% pengeluaran ini untuk segment non-tower termasuk akuisisi.

        “Kami juga mengeksekusi ekspansi kami ke segmen connectivity yang melayani terutama klien-klien enterprise. Kami mengharapkan untuk meningkatkan asset utilisation dari jaringan-jaringan FTTT dan FTTH yang sudah kami miliki,” jelasnya. 

        Untuk bisnis penyewaan menara, perseroan akan melanjutkan usaha dengan memberikan kontribusi positif, menyiapkan dan mengeksekusi dengan baik. “Kami berpikir bawah industri telekomunikasi Indonesia telah mengarah ke yang lebih baik sesudah beberapa peserta industri menjalani beberapa

        kali konsolidasi,” tutup Aming. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: