Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sebelum Maju Jadi Capres, Ganjar Akui Dua Tahun Diskusi Bareng Jokowi

        Sebelum Maju Jadi Capres, Ganjar Akui Dua Tahun Diskusi Bareng Jokowi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengaku sempat berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum akhirnya maju di kontestasi Pilpres 2024.

        Hal itu diungkapkan Ganjar saat menghadiri forum Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan: Menelaah Gagasan dan Komitmen Calon Pemimpin Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

        Ganjar mengaku, diskusinya dengan Jokowi berlangsung selama dua tahun hingga akhirnya maju sebagai capres di Pilpres 2024. Dia menilai, diskusi panjang itu dilakukan untuk mengetahui tugas dan tanggung-jawab seorang presiden. 

        Baca Juga: Ganjar: Meninggalkan Kebudayaan itu Kesalahan Besar!

        Ganjar menyebut, diskusi panjang itu berakhir pada satu titik yang membulatkan tekadnya menjadi capres. Dia menyebut, tekad itu muncul dari diskusi keberlangsungan pembangunan dan kebijakan demi Indonesia. 

        "Saya itu mau maju capres diskusi awalnya sama Pak Jokowi. Saya diskusi berdua panjang sekali sampai pada satu titik butuh keberlangsungan dan itu Ganjar. Gitu," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/12/2023).

        Dia mengaku, fokus berdiskusi dengan Jokowi membahas tentang birokrasi bersih, hilirisasi, pertumbuhan ekonomi, hingga gebrakan dalam kebijakan. Adapun hal itu Ganjar lakukan selama dua tahun.

        "Kami diskusi birokrasi bersih, kami diskusi hilirisasi, kami diskusi pertumbuhan ekonomi, kami diskusi bagaimana menggebrak dan sebagainya. Kami diskusi 2 tahun," ungkap Ganjar.

        Dia pun membantah anggapan yang menyebutnya enggan melanjutkan program hilirisasi yang dibangun Jokowi. Menurutnya, program hilirisasi menjadi salah satu yang baik untuk dilanjutkan.

        Ganjar menilai, hilirisasi nikel membutuhkan keberlangsungan yang tuntas. Pasalnya, hilirisasi nikel bertujuan untuk memperbanyak komoditas ekspor Indonesia yang tidak hanya mengekspor biji nikel mentah, tetapi juga baterai. 

        "Hilirisasi nikel itu kan ujungnya produksi baterai. Apakah kita sudah sampai ke baterai? Belum. Maka tugas saya adalah menuntaskan hilirisasinya sampai end to end-nya harus selesai," kata Ganjar. 

        Baca Juga: Ganjar dan Ulama Sepakat Tingkatkan Kualitas Pesantren

        Lebih jauh, Ganjar juga menilai hilirisasi SDA juga perlu dilakukan di sektor pertanian, perkebunan, kelautan, bahkan digital. Untuk mewujudkan itu, dia mengaku butuh analisis yang komprehensif, sumber daya manusia, dan mitigasi sektor yang perlu didahulukan. 

        "Jangan-jangan kalau infrastruktur IT kita lebih bagus BTS sudah ada di mana-mana, kemudian remote area bisa mengakses, jangan-jangan hilirisasi industri digital yang pertama," jelasnya.

        "Lalu industri kreatifnya jalan, jangan-jangan ekonomi akan tumbuh dari ekonomi kreatif ini, dan kemudian kita mengurangi yang sumber daya alam, jangan-jangan loh, sehingga kita bisa menghemat untuk anak cucu kita kelak sambil para peneliti menyiapkan hal-hal yang lebih baik untuk kita mengelola itu," tandasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: