Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dukungan Warga Nahdliyin ke Anies Baswedan dan Cak Imin Tak Terbendung, Jubir AMIN Blak-blakan!

        Dukungan Warga Nahdliyin ke Anies Baswedan dan Cak Imin Tak Terbendung, Jubir AMIN Blak-blakan! Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Juru Bicara AMIN Muhammad Husni mengungkapkan dukungan kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dari warga Nahdliyin (NU) tak terbendung.

        Hal ini ia sampaikan berdasarkan banyaknya dukungan dari sejumlah tokoh atau kiai pesantren kepada Anies dan Cak Imin di Pilpres 2024.

        Menurutnya, dukungan masif kiai di sejumlah wilayah menunjukkan besarnya dukungan kepada AMIN.

        “Tak terbendung. Terakhir sebelum pulang ke Yogyakarta pada 30 Desember 2023, Pak Anies mendapatkan dukungan dari para kyai se-Ponorogo di Pesantren Al-Iman, Ponorogo. Sebelumnya mendapatkan dukungan dari Brebes, Rembang, Tuban, Bojonegoro. Alhamdulillah, hampir semua basis Nahdliyin di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah semakin solid mendukung AMIN,” kata Husnil dalam keterangan yang diterima, Senin (1/1/24).

        Baca Juga: Dahsyat! Kampanye Dialog Anies Baswedan 'Desak Anies' Kalahkan Kampanye 'Gemoy' Andalan Prabowo

        Hal ini menurut Husnil juga bisa dilihat dari angka yang berhasil dipotret dari berbagai lembaga survei terkait AMIN yang sudah naik ke peringkat kedua. Ia meyakini AMIN akan masuk ke putaran kedua dan keluar sebagai pemenang.

        Menurut Husnil, ada tiga faktor mengapa dukungan dari Nahdliyin ini semakin kuat. Pertama, warga Nahdliyin semakin sadar bahwa dari ketiga capres-cawapres yang ada saat ini, hanya pasangan AMIN yang benar-benar santri. Mereka menunjukkannya dengan sikap dan pengetahuannya sebagai santri.

        “Pak Anies dan Gus Imin memperlakukan kyai-kyai secara takzim. Coba dicek saja, bagaimana Pak Anies salim ke kyai-kyai sepuh dan takzimnya beliau memperlakukan mereka. Dicium bolak-balik. Gus Imin juga begitu, ya memang santri tulen. Siapa yang meragukan ke-NU-an Gus Imin, berarti tidak tahu sejarah tentang NU,” kata Husnil.

        Husnil mengungkapkan dalam sowan ke sejumlah Kiai, AMIN kerap diberi ijazah amalan tertentu yang mana menurutnya tak sembarang orang bisa mendapatkannya.

        “Pemberian ijazah doa atau wirid ini bukan praktik sembarangan, tidak semua yang sowan itu mendapatkan ijazah. Tergantung tingkatannya. Kalau kyai sepuh itu menilai bahwa orang yang sowan itu sudah bisa mengamalkannya dan berada pada tingkatan cukup tinggi, beliau akan mengijazahkan doa-doa tertentu. Khusus untuk Pak Anies dan Gus Imin, banyak kyai yang akhirnya melakukan tirakat untuk melindungi keduanya melalui jalur-jalur langit,” jelasnya.

        “Yang paling mengharukan adalah para kyai itu kemudian membentuk santri khusus untuk melakukan tirakat-tirakat untuk AMIN. Kalau yang lain, mungkin akan bergerak kalau ada logistik. Yang ini berbeda, justru para kyai itu yang mengeluarkan logistik sendiri untuk keperluan AMIN. Jumlahnya sudah ratusan kyai dan mungkin lebih dari ratusan ribuan santri yang melakukan ini. Mereka rutinan. Saya bahkan sering hampir tak bisa berkata-kata lagi melihat dukungan tulus dari para kyai ini,” tambahnya.

        Menurut Husnil, kalau calon yang lain mungkin mengucapkan janji untuk membela umat atau membela santri dan Nahdliyin, Anies dan Gus Imin justru tinggal membuka kembali rekam jejak mereka. AMIN membawa bukti nyata. Ke depannya, tentu ada banyak sekali program dan keberpihakan untuk kalangan Nahdliyin ini.

        “Para kyai, santri, dan Nahdliyin lebih mempercayai yang sudah membawa bukti,” ungkapnya. 

        Ketiga, dari dua alasan di atas itu, para kyai dan santri benar-benar melihat harapan tentang kebangkitan politik santri ada di AMIN.

        Baca Juga: Aktivis Buruh Sebut Harusnya Jokowi Dapat Gelar 'Bapak Upah Murah'

        “Para kyai dan warga Nahdliyin merasa bahwa inilah momentum yang paling tepat untuk melihat kebangkitan politik santri. Dari berbagai fase sejarah, santri tak pernah mendapatkan kesempatan sejauh ini, padahal termasuk yang mendirikan republik ini. Bahkan sampai kemarin dengan pemilihan Kyai Ma’ruf Amin, para kyai akhirnya kecewa karena beliau ternyata hanya dijadikan sebagai penggaet suara saja. Tidak diberi kewenangan strategis yang lebih luas.”

        “Dengan Pak Anies dan Gus Imin menjalankan kepemimpinan dwitunggal, insya Allah keduanya berkolaborasi untuk mengangkat harkat derajat politik santri dan memberikan keberpihakan kepada Nahdliyin agar mendapatkan kesempatan maju dan sejahtera.”

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: