Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PSI Soroti Kasus Boyolali, Elite Politik Haruslah Waspada: Kalau Narasinya Keras...

        PSI Soroti Kasus Boyolali, Elite Politik Haruslah Waspada: Kalau Narasinya Keras... Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Tangerang -

        Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, ikut buka suara terkait dengan kasus penganiayaan terhadap relawan salah satu pasangan calon presiden atau capres di Boyolali.

        Grace mengatakan, hal ini harus ditanggapi dengan kepala dingin untuk menjaga narasi perdamaian dalam pesta demokrasi di Indonesia.

        Baca Juga: PSI Lebih Beda, Kaesang Ingin Hadirkan Kaderisasi Secara Digital

        "Karena kalau di atas saja narasinya sudah keras, seolah-olah menyiratkan ada perlakuan yang tidak adil, itu kan narasi-narasi yang dimainkan oleh sejumlah calon ya, ke bawahnya akan bisa diartikan menjadi bentuk kemarahan pembalasan dan sebagainya seperti itu," kata Grace kepada wartawan di kawasan Cipondoh, Tangerang, Selasa (2/1/2024).

        Ia meminta kepada elite politik untuk menjaga sikap untuk tidak memberikan pernyataan yang bersifat provokatif terkait dengan kasus penganiayaan relawan tersebut.

        "Karena khawatir ada ekses seperti itu, yang di elite mengerti bahwa ini adalah bentuk komunikasi politik saja, tetapi yang di bawah itu belum tentu mengerti begitu," kata dia.

        Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran itu mengkahwatirkan jika paslon dan elite terus menggunakan narasi yang negatif dan agresif, maka bisa muncul percikan konflik di akar rumput.

        Baca Juga: Konsolidasi Dukung Prabowo-Gibran, Kaesang: Satu Putaran, Ikut Jokowi Pilihlah PSI

        "Yang enggak ngerti isu ya, enggak ngerti gimik politik, yang enggak ngerti bahwa ini hanya kontestasi yang sifatnya sementara gitu kan. Mereka marahnya tuh bisa lama begitu," kata Grace.

        Dia meminta para paslon untum tidak mendramatisasi suasana debgan narasi sebagai korban yang dizalimi hingga narasi ada kecurangan yang terstruktur dan masif.

        "Karena belum tentu yang di grassroot itu mengerti ya. Ini bisa diartikan bagi mereka untuk melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya kekerasan dalam rangka melakukan pembalasan atau, meresponi isu yang dilontarkan oleh salah satu calon," pungkas Grace

        Baca Juga: Kaesang Pangarep: Solo Memang Bukan Mas Gibran

        Diberitakan sebelumnya, TNI ungkap ada tujuh orang korban luka-luka dalam kasus pengeroyokan yang dilakukan prajuritnya terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.

        Ketujuh korban itu diketahui bernama Slamet Andono (26), Arif Diva (20), Jaya Iqbal (22), Dimas Irfandi (22), Yanuar (22), Parjono (51) dan Lukman (19).

        "Informasinya masyarakat yang baru kembali dari kampanye salah satu capres," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi saat dihubungi, Sabtu (30/12/2023).

        Kristomei menyebut pihaknya akan bertanggungjawab dan siap menanggung biaya pengobatan terhadap para korban tersebut. Total, ada 15 orang prajurit TNI yang kini sudah ditahan Denpom IV/4 Surakarta untuk diperiksa lebih lanjut terkait keterlibatannya dalam kasus tersebut.

        Baca Juga: Kaesang Pangarep: Saya Lihat Barajepe Sayang Banget Jokowi

        "Kodam IV/Diponegoro telah berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk membantu pengobatan terhadap para korban," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Aldi Ginastiar
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: