Pada era globalisasi dan interkonektivitas yang sangat tinggi seperti sekarang ini aspek multimedia menjadi sarana yang sangat tepat untuk melakukan komunikasi. Hal tersebut merambah ke segala aspek kehidupan, termasuk bidang komunikasi di dunia politik.
Keberadaan media baru ini harusnya sejalan dengan pelaksanaan demokrasi sebagai prinsip politik bagi kebanyakan negara. Digitalisasi sebagai bagian dari kemajuan teknologi memberikan kesempatan bagi lahirnya internet, yang didefinisikan dalam bahasa Inggris sebagai international connection networking. Konsep itu dapat dimengerti sebagai jaringan internasional yang memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya. Istilah lain yang kita sering dengar ialah globalisasi, yang bermakna lintas negara (internasional). Internet menjadi bagian integral dari globalisasi yang diakibatkan perkembangan pesat dari teknologi informasi.
Baca Juga: Roy Suryo Dipolisikan Buntut Komentari Penampilan Debat Gibran
Internet, jika ingin dilihat dari bentuk fisiknya, berbentuk jejaring laba-laba yang menyelimuti bola dunia. Jejaring tersebut berdiri dari titik-titik yang berkaitan antara satu titik dan titik lainnya. Analogi lain dari internet ialah sebuah kota digital yang besar dan luas. Dalam kota tersebut setiap penduduknya memiliki alamat. Alamat tersebut digunakan sebagai sarana pertukaran informasi. Internet juga bisa dianalogikan sebagai gedung atau perpustakaan, yang di dalamnya tersimpan banyak informasi (database) yang sangat lengkap.
Semua analogi itu berbentuk digital atau multimedia. Sejumlah kelebihan internet ialah hampir tidak adanya batasan ruang dan waktu. Selain itu, sifat global internet membuat akses untuk memperoleh informasi sangat mudah. Internet juga meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berkumpul dan berpendapat secara bebas sehingga terkadang kebebasan itu dapat mengancam sebuah pemerintahan yang bercirikan otokrasi. Terakhir, internet memiliki kelebihan dalam kecepatan, yang memungkinkan sebuah informasi dapat berkembang dan menyebar secara masif.
Itulah mengapa internet berperan sangat penting dalam komunikasi politik. Sebagai medium proses komunikasi politik, internet digunakan untuk kampanye partai, kampanye kandidat calon presiden, dan secara umum untuk menyampaikan informasi informasi politik untuk kepentingan-kepentingan politis. Efektivitas internet dalam menyampaikan pesan-pesan politik, baik dari bawah ke atas maupun sebaliknya, membuatnya berperan penting dalam proses komunikasi politik.
Dalam konteks kajian-kajian komunikasi politik, internet membawa dampak yang sangat signifikan terkait dengan diseminasi arus informasi politik, baik top down maupun bottom up. Penggunaan media sosial yang menggunakan internet membuat setiap orang mampu berkomunikasi politik kapan pun ia inginkan. Konten-konten politik menjadi lebih mudah ditemui dalam akun-akun media sosial masyarakat karena aksesnya sangat terbuka.
Dilihat dari sisi elit politik, media sosial sekarang menjadi corong utama komunikasi politik mereka terhadap masyarakat. Berbagai kebijakan, usulan kebijakan, pernyataan, dan komentar-komentar lainnya terkait permasalahan politik dapat dilakukan melalui media sosial. Selain akses yang sangat terbuka dan juga mudah, ongkos yang dikeluarkan juga lebih rendah daripada menggunakan media mainstream atau melakukan pertemuan-pertemuan publik secara fisik.
Lebih dari itu, sekarang keberadaan sosial media digunakan oleh tokoh-tokoh politik untuk membangun personal branding. Hal itu terjadi karena jangkauan yang sangat luas dan tidak terbatas dari sosial media, dan penilaian masyarakat (netizen) dinilai lebih objektif ketika melihat tokoh politik dalam membangun personal branding.
Salah satu tokoh politik yang memanfaatkan dengan baik sosial media sebagai ajang untuk membangun personal branding di mata masyarakat digital ialah calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju, yaitu Gibran Rakabuming. Gibran yang juga merupakan representasi dari perwakilan anak muda dalam kancah politik nasional sudah memanfaatkan media sosial sebagai wadah membangun personal branding.
Pascadebat cawapres beberapa waktu yang lalu, Gibran yang sebelumnya dianggap tidak akan mampu menjawab berbagai pertanyaan dari panelis ternyata mampu menjawab dengan sangat baik. Gibran menjawab dengan menggunakan bahasa istilah dan terkesan lugas dibandingkan dengan calon wakil presiden lainnya.
Bisa dibayangkan jutaan pasang mata yang menyaksikan sosok pemimpin Kota Solo itu ketika tampil apik dalam debat perdana bagi calon wakil presiden. Hal itu tentu akan berdampak sangat baik untuk menunjang personal branding Gibran di sosial media, seperti seringnya muncul Gibran di beranda TikTok, trending di X (dulu Twitter), dan Instagram.
Hal itu berdampak terhadap elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran pascadebat calon wakil presiden beberapa waktu lalu. Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ) terkait elektabilitas capres dan cawapres pascadebat perdana capres dan cawapres Pemilu 2024, elektabilitas Prabowo-Gibran unggul atas Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Survei itu digelar pada 22—27 Desember 2023 terhadap 1.200 responden. Populasi survei ialah seluruh warga negara Indonesia yang minimal berusia 17 tahun. Survei digelar setelah debat cawapres pada 22 Desember. Survei dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon oleh tenaga terlatih dengan bantuan dan pedoman kuesioner. Pemilihan sampel dilakukan dengan multistage random sampling dengan margin of error sekitar kurang lebih 2,83 persen.
Dalam “Survei LSJ: Prabowo-Gibran Unggul Usai Debat Capres-Cawapres 2024” (Detik.com, 28 Desember 2023), Direktur Riset LSJ, Fetra Ardianto, mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran 50,3%, Anies-Cak Imin 23,2%, dan Ganjar-Mahfud Md 23,1%. Fetra mengatakan bahwa hasil itu menunjukkan peluang Pemilu 2024 digelar satu putaran.
Naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran tidak terlepas dari personal branding Gibran di sosial media. Kepiawaian tiap-tiap kandidat dalam memaksimalkan fungsi media sosial dalam menggaet hati masyarakat merupakan salah satu nilai penting untuk menduduki kursi presiden dan wakil presiden.
Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Delapan Program Disiapkan Prabowo-Gibran
Meskipun debat calon wakil presiden baru dilakukan sekali, hasil survei yang terjadi beberapa hari lalu setidaknya memberikan gambaran debat selanjutnya. Karena peran penting media sosial tidak bisa dianggap remeh, bisa dibuktikan siapa yang bisa membangun personal branding bagus di sosial media tidak tertutup kemungkinan akan memenangkan suara rakyat. Hal itu telah dimulai dilakukan oleh Gibran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: