Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemuda dan Revolusi Pertanian, Mengenal Smart Farming Bersama Gibran Rakabuming Raka

        Pemuda dan Revolusi Pertanian, Mengenal Smart Farming Bersama Gibran Rakabuming Raka Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menurut prediksi FAO, dengan pertambahan jumlah penduduk hingga mencapai 9,6 miliar pada tahun 2050, diperlukan peningkatan produksi pertanian sebesar 70% untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun, tantangan ini dihadapkan pada beberapa permasalahan krusial. Salah satunya adalah fenomena aging farmer, di mana mayoritas petani merupakan kelompok usia tua. Hal ini disebabkan oleh minat generasi muda yang rendah untuk terlibat dalam pertanian karena adanya persepsi negatif tentang profesi ini dan keinginan mereka untuk berkarir di sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan secara finansial dan karier.

        Beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya minat generasi muda dalam pertanian antara lain adalah pandangan bahwa sektor pertanian menawarkan pendapatan yang lebih rendah, persepsi tentang pekerjaan yang berat dan tidak menarik, serta risiko tinggi yang terkait dengan gagal panen dan fluktuasi harga.

        Baca Juga: Politik Partisipatif Kaum Zilenial dan Dinamika Kehadiran Gibran dalam Pilpres

        Untuk menarik minat generasi muda, strategi yang diusulkan antara lain melibatkan mereka dalam kelembagaan pertanian, mengenalkan pertanian melalui pendidikan usia dini, meningkatkan kualitas pelaku pertanian, dan mengembangkan konsep smart farming. Smart farming, sebuah metode pertanian cerdas berbasis teknologi dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi lainnya, memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

        Revolusi pertanian 4.0 yang melibatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), AI, robotika, dan teknologi 3D printing telah memungkinkan terciptanya inovasi dalam praktik pertanian. Mesin otonom, drone, dan sensor telah dikembangkan untuk membantu dalam memantau dan mengelola lahan pertanian dengan presisi yang lebih tinggi, meningkatkan produktivitas, dan membantu dalam pengambilan keputusan petani.

        Namun, implementasi smart farming tidak hanya menjadi peluang untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga merupakan tantangan besar. Banyak petani yang belum mengenal atau belum mampu mengakses teknologi ini, dan ini menjadi peluang untuk melibatkan lebih banyak generasi muda yang terbiasa dengan teknologi.

        Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut dua, menjadi salah satu tokoh yang mendorong anak muda untuk mengenal lebih dalam dunia pertanian dan mengaplikasikan konsep smart farming. Dalam visinya, Gibran tidak hanya melihat pertanian sebagai sektor yang membutuhkan perhatian untuk keberlangsungan hidup, tetapi juga sebagai ladang inovasi yang menarik bagi generasi muda yang terbiasa dengan teknologi.

        Dalam setiap kesempatan, Gibran dengan antusias memaparkan potensi besar yang dimiliki oleh dunia pertanian. Ia berbicara tentang bagaimana teknologi, terutama konsep smart farming, telah mengubah cara tradisional berkebun atau bertani menjadi proses yang lebih efisien, produktif, dan menghasilkan hasil yang lebih baik.

        Gibran percaya bahwa anak muda, dengan kecenderungan mereka terhadap teknologi dan kreativitas, memiliki potensi besar untuk menerapkan inovasi-inovasi baru dalam pertanian. Dia mengajak mereka untuk melihat bahwa teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), drone, dan robotika bukan hanya hal-hal yang terbatas pada sektor teknologi informasi, tetapi juga memiliki peran besar dalam mengubah lanskap pertanian.

        Lebih dari sekadar ajakan, Gibran juga menginisiasi program-program pendidikan atau pelatihan yang memperkenalkan anak muda pada konsep-konsep pertanian modern. Dia mengusulkan program yang mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, sehingga generasi muda dapat lebih mudah memahami dan mempraktikkan aplikasi smart farming.

        Tidak hanya itu, Gibran juga aktif mendukung kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas petani untuk mengembangkan penelitian dan implementasi teknologi dalam pertanian. Dia melihat bahwa melibatkan para pemuda dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga pekerja teknologi, dalam pengembangan teknologi pertanian dapat menciptakan terobosan yang berarti dan solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

        Baca Juga: Khofifah Diklaim Minta Jabatan di TKN Prabowo-Gibran

        Visi Gibran dalam mengajak anak muda mengenal dunia pertanian dan pola smart farming bukan hanya sebatas revolusi teknologi dalam bercocok tanam, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak. Dengan langkah-langkah konkret dan ajakan yang menginspirasi, Gibran berusaha membangun kesadaran dan minat anak muda terhadap pertanian, mempersiapkan mereka menjadi agen perubahan yang membawa inovasi dan kemajuan dalam sektor ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: