Penyanyi Keroncong-langgam, Waldjinah menitipkan sebuah tugas untuk Anies Baswedan. Hal ini terjadi ketika sosok tersebut bertemu dengan Fery Farhati di di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (22/1).
Waldjinan memberikan hadiah berupa Kain Batik Wahyu Tumurun. Ia mengatakan pemberian kain tersebut sebagai bentuk doa agar mantan menteri pendidikan tersebut dianugerahkan sebagai Presiden Republik Indonesia.
Baca Juga: Soal Kemenhan Terindikasi Dukung Prabowo-Gibran, Anies: Kena Sanksi Gak Nih?
"Kain batik Wahyu Tumurun biar turun ke Pak Anies jadi presiden RI, nomor 1," kata Waldjinah saat melakukan video call dengan Anies Baswedan.
Batik yang berdominan warna coklat itu, dibuat selama tujuh bulan yang dikerjakan oleh pembatik lanjut usia sembari melakukan wirid. Waldjinah juga membubuhkan tanda tangannya di kain batik tersebut.
"Nenek-nenek ini mengerjakan selama tujuh bulan lamanya yang diisi dengan wirid-an dan ini hasilnya," jelasnya.
Penyanyi yang dijuluki sebagai Ratu Keroncong ini menyampaikan pesan apabila Anies menjadi presiden agar terus menjaga dan melestarikan budaya Indonesia.
Baca Juga: Kritik Tak Jelasnya Nasib Warga Kampung Bayam, Anies Baswedan: Dzalim!
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Waldjinah. Dia menuturkan akan menggunakan batik tersebut dalam agenda pilpres 2024.
"Matur Suwun, luar biasa penuh makna batik itu. Nanti saya pakai di acara penting apalagi menyangkut pilpres, saya pakai batik Wahyu Tumurun," ungkap Anies.
Sementara itu, Fery Farhati menyampaikan pemerintah juga ikut berperan dalam menjaga budaya di Indonesia.
Baca Juga: Menyapa Warga Bogor, Anies Baswedan: Semangat Perubahan Akan Menular
"Pemerintah juga harus hadir untuk menjaga budaya karena sebagian besar biasanya yang mengelola hanya keluarga saja padahal itu juga kekayaan negara," tuturnya.
Perlu diketahui, pasangan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan budaya di Indonesia.
Adapun visi misinya yakni, dana abadi kebudayaan jumlahnya akan makin besar dan pemanfaatannya makin beragam. Beasiswa khusus untuk seniman dan budayawan diperluas termasuk untuk belajar hingga S2 dan S3 di Luar Negeri, pemerataan pendidikan seni dan budaya serta kesempatan belajar bersama maestro.
Kemudian, pusat-pusat budaya dibangun dan dikembangkan di banyak daerah di Indonesia, baik untuk budaya tradisional maupun kontemporer, dihidupkan dengan kolaborasi bersama komunitas.
Baca Juga: Tak Banyak Atraksi, Anies Hadiahkan Cak Imin Skor 11 dari 10
Selanjutnya, seniman tangguh dan para tokoh budayawan dimuliakan melalui program “Maestro Nasional”.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: