Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan merespons soal narasi “Pilpres satu putaran saja” yang digaungkan kandidat lainnya dengan dalih lebih hemat biaya.
Hal ini Anies sampaikan saat acara “Desak Anies” edisi Purwokerto pada Rabu (24/1/24).
Menurut Anies, pemilu bukan hanya soal biaya mahal atau murah.
“Pemilu itu bukan soal sekadar murah dan mahal karena kita melibatkan pemilih yang jumlahnya lebih dari 200 juta jadi kalau biaya besar bagi itu dengan 200 juta pemilih,
“Nanti di situ akan terlihat. Kalau negara kecil otomatis kecil, kalau besar ya besar. Angka tadi APBN kita 3300 Triliun, terhitung kecil (biaya pemilu) untuk menentukan arah republik ini,” tambahnya.
Menurut Anies, jangan sampai narasi atau pengiringan opini satu putaran kelak dimanfaatkanuntuk hal yang lebih dari itu.
Anies mengingatkan agar jangan sekali-kali mendahului kehendak rakyat.
Baca Juga: Anies Baswedan: Nanti Bikin Saja 'Desak Tom Lembong'
“Jangan sampai dipaksa satu putaran habis itu tidak ada putaran sekalipun. One man one vote jangan sampai jadi one man one vote one time. Nanti kita bergerak sekarang dicoba dikurangin putarannya besok bisa-bisa idenya nggak usah pakai putaran, perpanjangan-perpanjangan saja,” ungkapnya.
“Jangan mendahului kemauan rakyat, nanti yang ngomong satu putaran itu nggak masuk putaran kedua. Menurut hemat kami serahkan kepada rakyat, rakyat yang akan menentukan satu atau dua putaran, jangan sekali-kali ajari rakyat karena barangkali rakyat lebih cerdas dari yang mengajari,” jelasnya.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid berharap, pasangan capres-cawapres jagoannya memenangkan Pilpres 2024, dalam satu putaran. Dengan begitu, anggaran negara yang bisa dihemat mencapai Rp 27 triliun.
Baca Juga: Dapat Pertanyaan di 'Desak Anies', Anies Baswedan Izin Buka Catatan: Ini Bukan dari Tom Lembong...
"Rp 17 triliun untuk biaya KPU, pasang TPS, honor KPPS, kertas suara dan sebagainya itu ditotal-total Rp 17 triliun. Belum biaya keamanan, polisi jaga, satpam jaga, hansip jaga, betul kan, totalnya 10 triliun. Jadi 27 triliun," kata Nusron lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: