Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) mengungkap hal berbahaya dari rencana hilirisasi nikel jangka panjang yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Praktiknya ini sangat berbahaya untuk negeri ini, kalau sekarang praktiknya ya," kata JK kepada wartawan di kediamannya, Jalan Brawijaya No. 6, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Baca Juga: Jokowi: Saya Tidak Akan Berkampanye!
JK menyebut, hilirisasi berpotensi mengembalikan sistem ekonomi VOC di Indonesia. Dengan sistem tersebut, kata dia, banyak orang asing yang menggali kekayaan di dalam negeri dengan upah buruh yang rendah.
"Bisa mengembalikan negeri ini ke jaman VOC, orang asing menggali kekayaan dengan buruh yang murah. Semua keuntungnya lari ke luar tidak ke dalam, memiskin rakyat," jelasnya.
Di samping itu, JK juga mengkhawatirkan cadangan nikel Indonesia yang diprediksi tinggal 15 tahun. Dengan hilirisasi, dia menilai tak akan ada lagi nikel di generasi yang akan datang.
Di sisi lain, JK juga menyebut hilirisasi hanya menyumbangkan 1,5 persen pajak kepada negara. Dia menilai, rencana yang dibanggakan Jokowi hanya memperkaya negara asing.
"Cuman 1,5 persen. 1,5 persen dari apa yang dibanggakan itu. Memperkaya negara lain dan memiskan kita," tegasnya.
JK mengungkap, hal itu telah terjadi di kawasan-kawasan hilirisasi, di mana rakyat Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara berada pada lingkar kemiskinan.
Baca Juga: JK Sebut Jokowi Langgar Undang-Undang Jika Ikut Kampanye
"Lihat data statisk resminya, bukan tambah kaya tapi tambah miskin. Negara ini hanya dapat dikit, semuanya lari cina. Persis zaman VOC," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: