Pemilu Indonesia 14 Februari 2024 dapat dinobatkan sebagai pemilu satu hari terbesar di dunia. Pemilu ini melibatkan lebih dari 204 juta pemilih yang memilih presiden/wakil presiden dan anggota parlemen baik secara nasional maupun regional.
Sebagai perbandingan, pemilu Amerika Serikat 3 November 2020 hanya melibatkan 158 juta pemilih dengan proses pengumpulan amplop suara yang masih terus berlangsung sampai setidaknya 20 November, hampir tiga minggu kemudian.
Hasil hitung cepat awal menunjukkan bahwa Prabowo Subianto tampaknya akan meraih kemenangan pada Pilpres 2024, dan menempatkannya sebagai Presiden Indonesia berikutnya.
Prabowo Subianto memperoleh rentang jajak pendapat yang konsisten sebesar 58-59% di sebagian besar survei hitung cepat seperti Litbang Kompas, Charta Politika Indonesia dan lain-lain sampai dengan tanggal 15 Februari 2024.
Baca Juga: Mirae Asset Ramal Pasar Modal Lebih Gemilang Jika Pilpres Hanya Satu Putaran
Selain itu, juga berdasarkan hitung cepat, Prabowo-Gibran tampaknya telah meraih lebih dari 20% suara di setidaknya 20 provinsi, yang merupakan syarat lain untuk pemilu satu putaran.
Namun perlu diingat bahwa hasil penghitungan tersebut masih menunggu validasi resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memiliki waktu hingga 20 Maret 2024 untuk memastikan hasilnya.
Chief Economist & Investment Strategist, Katarina Setiawan mengatakan bahwa pasar bereaksi positif terhadap hasil hitung cepat karena pemilu yang rumit berjalan lancar, aman dan dengan partisipasi masyarakat yang tinggi.
“Pemilu satu putaran, dibandingkan pemilu dua putaran, disambut baik karena hal ini menghilangkan hambatan-hambatan kebijakan,” ucap Katarina.
Baca Juga: Pasar Modal Langsung Tancap Gas Usai Pemilu
Adapun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mempunyai waktu hingga 20 Maret untuk menghitung suara dan mengumumkan pemenang resmi pemilu. Presiden baru dan kabinetnya akan menjabat mulai bulan Oktober 2024.
Pasca euforia awal, lanjut Katarina, pihaknya memperkirakan pasar akan bergerak pada kisaran yang sempit sambil menunggu sampai pengumuman kabinet dibuat atau reformasi kebijakan diterapkan.
“Kinerja sektoral pasca pemilu nampaknya mengambil petunjuk dari arah kebijakan presiden yang menang. Namun, dua sektor yang secara konsisten menunjukkan kinerja yang kuat pasca pemilu adalah properti dan basic materials yang mungkin mencerminkan peningkatan kepercayaan investor dalam negeri,’ ucap Katarina.
Seperti yang terjadi di masa lalu, tampaknya pertumbuhan pinjaman (loan growth) dan pertumbuhan simpanan (deposit growth) akan membaik dalam waktu dua belas bulan setelah pemilihan umum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: