Terungkap Alasan Kenapa Prabowo-Gibran Menang 58 Persen, Tapi Gerindra Cuma di Posisi Ketiga
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan alasan kenapa perolehan suara Gerindra tidak naik signifikan, padahal ketua umumnya, Prabowo Subianto berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka menang mutlak sebesar 58,84 persen suara.
Gerindra cuma meraih 13,36 persen dan menjadi partai nomor tiga, setelah PDI Perjuangan dan Golkar.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan bahwa efek ekor jas dari pencapresan Prabowo ternyata tidak berhasil mengerek suara bagi partai Gerindra di pemilu 2024.
"Seharusnya ketika suara Prabowo tinggi partai pengusung utamanya mengambil manfaat dari suara calonnya, tapi justru tidak. Justru yang mengalami kenaikan adalah Golkar," kata Deni.
Menurutnya, andai saja Gerindra berhasil menerapkan efek ekor jas maka dapat memperoleh suara paling tidak setengahnya yaitu 29 persen, tapi pada kenyataannya itu tidak terjadi sehingga suara yang didapat hanya 13,36 persen.
Deni mengungkapkan bahwa Gerindra hanya berhasil meraih 20 persen suara Prabowo-Gibran. Selebihnya, memilih partai Golkar yang mencapai 18 persen dan partai Demokrat 10 persen.
Jadi menurutnya, Prabowo tidak identik khusus dengan Gerindra pada pemilihan presiden atau partai politik sehingga berbeda dengan pemilu 2019 yang lalu.
"Sehingga Gerindra tidak berhasil mengidentikan partainya dengan Prabowo, pemilih Prabowo itu tersebar ke mana-mana pilihannya, tiket memilihnya dibelah dua. Presidennya milih Prabowo tapi partainya bisa milih Gerindra, PDI Perjuangan bahkan Golkar," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: