Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mengatakan tidak tercapainya rasio elektrifikasi nasional 100 persen sejak tahun 2020 menggambarkan Pemerintah tidak sungguh-sungguh menjalankan program tersebut.
Dimana, janji Pemerintah soal 100 persen elektrifikasi nasional di Tahun 2020 hanya angin surga belaka. Buktinya sampai hari ini sudah lewat hampir 4 tahun janji itu belum terwujud.
“Slogan listrik yang berkeadilan yang digaungkan Pemerintah itu cuma omong kosong belaka. Sejak Indonesia merdeka sampai hari ini masih banyak rumah tangga Indonesia yang tidak dapat menikmati terangnya listrik. Sehari-hari hidup dalam gelap gulita di malam hari," ujar Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (18/3/2024).
Dengan begitu, ia meminta agar pemerintah bersungguh-sungguh mewujudkan keadilan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia ini.
“Jangan yang digembar-gemborkan hanya soal mobil listrik atau listrik dari sumber energi baru-terbarukan, yang lebih merupakan konsumsi orang kota,” ujarnya.
Baca Juga: Pembatasan BBM Subsidi Harus Sesuai Aturan
Lanjutnya, komitmen Pemerintah atas soal elektrifikasi ini sangat lemah. Buktinya tahun ini tidak ada PMN (penyertaan modal negara) buat PLN yang didedikasikan untuk peningkatan rasio elektrifikasi nasional.
Selain itu program bantuan pasang baru listrik (BPNL) tahun 2024 juga hanya sebesar 80.000 rumah tangga dari yang direncanakan sebesar 200.000 rumah tangga.
Padahal data rasio elektrifikasi PLN mutakhir adalah sebesar 98.33 persen atau sebanyak 1.4 juta rumah tangga Indonesia masih belum dapat menikmati listrik.
“Kalau seperti ini kecepatan peningkatan rasio elektrifikasi nasional, sampai kapan terwujud keadilan listrik untuk saudara-saudara kita tersebut ?” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: