Tiga Inisiatif IFG Dongkrak Daya Saing dan Bisnis yang Berkelanjutan
Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi optimis terus berkontribusi menjalankan transformasi serta kemajuan dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Industri Keuangan Non Bank (IKNB) khususnya bidang asuransi, penjaminan dan investasi di Indonesia.
Mengusung tema “Driving Progress and Transformation,” sebagai perayaan ulang tahun ke-4, IFG bertekad menjadi motor penggerak terwujudnya IKNB yang kuat, sehat, berkelanjutan, dan berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Optimisme, dan tekad tersebut dapat dicapai karena kami mengedepankan tiga inisiatif untuk memperkuat pengaruh dan daya saing IFG di pasar dalam negeri sekaligus membangun fondasi yang kokoh dalam hal keberlanjutan bisnis yang sehat dan berkelanjutan melalui inovasi yang terukur, model bisnis yang solid, dan pengelolaan manajemen risiko yang tepat,” ujar Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko di Jakarta, Senin (18/3/2024). Baca Juga: Kolaborasi, IFG dan Indonesia Re Kaji Standarisasi Data Baru di Industri Asuransi
Seperti diketahui, IFG telah menginjak usia 4 (empat) tahun sejak ditetapkannya sebagai holding bagi perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi pada 16 Maret 2020 lalu. Dalam kapasitasnya sebagai holding, IFG telah menyediakan layanan terintegrasi pada seluruh mata rantai jasa keuangan non bank. Dengan struktur yang kokoh, IFG kini mengelola sepuluh anak perusahaan dan enam cucu perusahaan yang semakin memperkuat posisinya sebagai suatu konglomerasi keuangan di Indonesia.
Saat ini, IFG beranggotakan PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Bahana Kapital Investa dan PT Grahaniaga Tatautama. Selain itu, IFG juga memiliki sejumlah cucu usaha, diantaranya PT Askrindo Syariah, PT Penjaminan Jamkrindo Syariah, PT Jasindo Syariah, PT Jasaraharja Putera, PT Mitrasraya Adhijasa, dan PT Reasuransi Nasional Indonesia.
Hexana menjelaskan, tiga inisiatif utama tersebut, di antaranya, pertama adalah meningkatkan pangsa pasar bisnis Asuransi Umum dan menjadi market leader nomor satu di lini bisnis yang ditargetkan. Hal ini dapat dicapai dengan mengandalkan sinergi antar anggota holding, yang saat ini telah memposisikan IFG sebagai perusahaan asuransi non jiwa terbesar di Indonesia.
Inisiatif kedua, yaitu memastikan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui penetapan sasaran terkait transformasi model bisnis dan inovasi untuk seluruh anggota holding. Dalam upaya untuk beradaptasi dengan perubahan cepat dalam industri, IFG mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengubah model bisnis dengan memperkenalkan inovasi yang relevan.
“Salah satu yang sedang kami kembangkan dan perkuat adalah peran perusahaan asuransi di ekosistem IFG yang harus bisa berperan menjadi risk manager partner bagi mitra maupun nasabahnya,” tegas Hexana.
Selain sebagai risk manager partner, inovasi lain adalah implementasi preferred partnership bancassurance untuk anggota holding yang bergerak di asuransi jiwa, dan penerbitan produk di anggota holding pasar modal dan investasi yang dapat memberikan solusi tepat dan nilai tambah berdasarkan kebutuhan nasabah.
Sementara itu, inisiatif ketiga adalah memastikan operational excellence dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pasalnya, operational excellence merupakan kebutuhan dasar dalam berkompetisi di pasar dan mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Baca Juga: Turun Tipis, Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Capai Rp219,70 triliun di tahun 2023
Tahun ini IFG bakal melakukan digitalisasi proses bisnis yang terintegrasi di ekosistem IFG sehingga IT dapat menjadi pendorong utama untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi IFG terhadap IKNB.
Sebagai informasi, IFG sendiri dibentuk untuk penguatan industri asuransi, mencakup tiga hal, yakni restrukturisasi perusahaan asuransi untuk memberi solusi dan mengembalikan kepercayaan masyarakat, perbaikan dan penguatan tata kelola manajemen risiko dan pengawasan, serta membangun sinergi yang lebih kompetitif sehingga dapat mempercepat pertumbuhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman