PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan diri siap untuk menambah volume pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan, kesiapan tersebut tak terlepas dari penyaluran pupuk subsidi yang terus membaik dari tahun ke tahun.
Seperti yang terjadi pada 2021, Pupuk Indonesia hanya menyalurkan 90% pupuk subsidi, sedangkan realisasi tahun 2023 sudah mencapai 100% dari alokasi tahunan.
"Melihat dari salah satunya kebutuhan petani dan penyaluran Pupuk Indonesia yang semakin bagus, Presiden Jokowi sampaikan jumlahnya akan dikembalikan menjadi 9,5 juta ton," ujar Rahmad dikutip, Selasa (19/3/2024).
Rahmad mengatakan, angka 9,5 juta ton merujuk pada alokasi pada tahun 2017 yang membuat Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan, sehingga pemerintah ingin mengembalikan volume pupuk bersubsidi ke level tersebut.
Baca Juga: Mandat Pupuk Bersubsidi, Pupuk Indonesia Sukses Penuhi 100%!
Dimana, dari 9,5 juta ton itu, sebanyak 5 juta ton merupakan pupuk urea. Pada jenis itu, Pupuk Indonesia membidik produksi sebanyak 8,5 juta ton dengan stok yang ada di kisaran 1,2 juta ton.
"Jadi kira-kira hampir 10 juta ton, 5 juta ton akan dipakai untuk pupuk subsidi urea," ujarnya.
Sedangkan untuk NPK, Pupuk Indonesia menargetkan produksi tahun ini mencapai 4,5 juta ton, ditambah stok yang tersedia sekitar 500 ribu ton.
"Dari 9,5 juta ton itu, 4,5 juta ton adalah NPK. Jadi kita siap karena produksi kita cukup dan kita punya stok yang memenuhi," ucapnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: