Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        CNAF Respons Kenaikan Suku Bunga

        CNAF Respons Kenaikan Suku Bunga Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        BI-Rate resmi dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%. Adapun BI Rate itu diputuskan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yan digelar pada 23-24 April 2024.

        Kenaikan suku bunga itu dilakukan sebagai upaya memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global. Selain itu, sebagai langkah pre-emptive dan forwardlooking untuk memastikan inflasi tetap dalam target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025 sejalan dengan sikap kebijakan moneter yang pro-stabilitas.

        Baca Juga: RUPST CIMB Niaga Setujui Tebar Dividen Tunai Rp3 Triliun dari Laba Bersih 2023

        Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Cimb Niaga Auto Finance (CNAF), Ristiawan Suherman, menilai bahwa kestabilan ekonomi menjadi faktor utama yang mendukung kemajuan ekonomi Indonesia.

        Hal tersebut berkaitan dengan stabilitas moneter, suku bunga, maupun inflasi. Kendati begitu, kata Ristiawan, kenaikan suku bunga untuk menahan nilai tukar rupiah berpotensi memengaruhi penurunan kebutuhan masyarakat.

        “Melihat perkembangan saat ini kenaikan suku bunga untuk menahan nilai tukar rupiah dapat berdampak pada kenaikan beban pendanaan (Cost of Fund) yang berakibat kepada penurunan kebutuhan masyarakat (demand masyarakat),” kata Ristiawan saat dihubungi Warta Ekonomi, Jum’at (26/4/2024).

        Atas dasar itu, Ristiawan mengaku khawatir, lantaran kenaikan suku bunga dilakukan seiring dengan kondisi nilai tukar yan belum stabil, bahkan cenderung naik. Menurutnya, keduanya berdampak pada penurunan laju perekonomian masyarakat.

        Baca Juga: Naik 3,36%, Jumlah Tabungan Simpeda BPD Tembus Rp72,54 Triliun di 2023

        “Kekhawatirannya adalah nilai tukar masih tidak stabil dan cenderung naik serta suku bunga yang dinaikkan.Kedua hal tersebut akan menurunkan laju perekonomian masyarakat,” ungkapnya.

        Dalam memitigasi hal tersebut, Ristiawan sendiri mengaku CNAF telah melakukan berbagai Langkah strategis di sisi pendanaan. Dia mengungkap, Perseroan memiliki sumber pendanaan yang baik, dari perbankan maupun pasar modal.

        Baca Juga: INDODAX dan Bank CIMB Niaga Berkolaborasi dengan Ayobantu untuk Program CSR Ramadan

        Sementara untuk menentukan bunga pinjaman, kata Ristiawan, CNAF tetap mengedepankan risk based pricing atau pengelolaan dana sesuai dengan profil risiko para nasabah.

        “Dengan penyaluran pembiayaanyang sesuai dengan target market dan resiko kredit yang rendah maka diharapkan CNAF tetap dapat menjaga Laba perusahaan sesuai target awal,” jelasnya.

        Semanta saat ini, lanjut Ristiawan, CNAF menawarkan variasi segmen pembiayaan, baik mobil baru, bekas, maupun dana multiguna. Dia menyebut, segmen itu menawarkan suku bunga termurah hingga 0% selama 1 tahun.

        Baca Juga: Bank DKI Perkenalkan Produk Tabungan-Ku Sekaligus Gelar Santunan Kepada 8.500 Yatim & Dhuafa

        “CNAF menawarkan dari yang termurah 0% selama 1 tahun serta bunga yang kompetitif tergantung dari tingkat resiko produk yang diajukan dan profil nasabahnya,” tutup Ristiawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: