Tak Hanya Semangat Berbagi, Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Angkat Ekonomi Rakyat Lewat Kurban Tahun 1445 H
Jelang Iduladha 1445 H, Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk mendistribusikan daging kurban ke lebih banyak penerima manfaat. Tahun ini, Dompet Dhuafa berharap dapat menyebarkan 30.000 ekor hewan kurban.
Dalam program Tebar Hewan Kurban tahun ini, Dompet Dhuafa mengusung semangat 3 PASTI: yakni Pasti Jantan, Pasti Lolos Quality Control, dan Pasti Distribusi Hingga Pelosok Negeri. Dalam penyediaan hewan kurban, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan dinas kesehatan hewan dan menjaga asupan pangan, serta kebersihan kandang. Tak hanya itu, Pasti Distribusi Hingga Pelosok Negeri diberikan sebagai jaminan meratakan konsumsi daging kurban di wilayah-wilayah dengan minus pasokan daging kurban setiap tahunnya.
“Cukup banyak invoasi yang kami lakukan. Ragam program kami gulirkan dengan menyasar masyarakat-masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Dalam praktiknya, kami berbasis peternakan rakyat yang saat ini telah bekerja sama dengan 33 mitra dan ingin memutus kartel-kartel peternakan,” jelas Dian Mulyadi selaku GM Komunikasi dan Teknologi Informasi dalam sambutannya di acara media briefing "Bagaimana Kurban Menggerakkan Peternakan Rakyat”, Jakarta, Jumat (17/5).
Menurut Muhammad Ishak Razak selaku Senior Researcher CORE Indonesia, peternakan rakyat sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia perlu didukung. Pasalnya, sebanyak 40% kebutuhan daging di Indonesia masih impor. Momentum Iduladha yang terjadi tiap tahun bisa dimanfaatkan untuk terus menghidupkan peternakan rakyat.
“Kurban diharapkan dapat meningkatkan konsumsi daging maupun memperbaiki tingkat gizi di masyarakat pedesaan. Selain itu, tumbuhnya sektor peternakan masih terhambat oleh pergerakan kartel yang masih luas. Lembaga zakat seperti Dompet Dhuafa diharapkan dapat memutus mata rantai pergerakan kartel di sektor peternakan sehingga pembeli dengan peternak dapat langsung bertransaksi," ujar Muhammad Ishak Razak.
Menurut data CORE Indonesia, perputaran kurban tahun lalu mencapai Rp24,3 triliun. Sementara itu, Agus Salim, pedamping peternak Dompet Dhuafa Banten, menceritakan pengalamannya mendampingi para peternak rakyat.
“Daya serap kurban di wilayah perkotaan cukup besar sehingga banyak menyerap hewan kurban dari peternak daerah. Bahkan, sangat jarang daerah-daerah melakukan kurban. Hadirnya Dompet Dhuafa dalam program Tebar Hewan Kurban menjadi perubahan dalam pengelolaan kurban sehingga daerah-daerah pelosok penyerapan ternak turut merasakan kehadiran kurban di wilayahnya,” terang Agus.
Baca Juga: 13 Bos Dompet Digital dan Bank Digital di Asia Pasifik Dukung UMKM yang Berkelanjutan
Dalam peternakan rakyat, ada beberapa model bisnis yang diterapkan, yaitu breeding (pembibitan) untuk jangka panjang; fattening (penggemukan) untuk pasar kurban; serta trading (penjualan) untuk pasar aqiqah. Industri breeding, menurutnya, harus terus digalakkan karena akan memengaruhi pengadaan hewan ternak.
Di sisi lain, Iwan selaku Penerima Manfaat Program Peternakan Dompet Dhuafa Banten menyebut, “Setiap Iduladha, kadang ada, kadang tidak ada daging kurban. Saya awalnya intervensi dari Kampus Bisnis Umar Usman dengan 20 ekor hewan ternak. Alhamdulillah tahun ini Dompet Dhuafa Banten mendorong saya untuk terus memajukan peternakan. Saat ini mencapai 100 ekor ternak yang saya kelola.”
“Tak hanya dalam negeri, tahun ini Dompet Dhuafa juga akan mengadakan program kurban ke luar negeri, yakni Palestina, Somalia, dan Myanmar. Dalam pendistribusian daging kurban ke Palestina, dilakukan dengan kalengan untuk mencegah pembusukan daging dan sudah semi bumb. Menurut pertimbangan kami, daging untuk Palestina ditargetkan daging sapi,” pungkas Bobby P. Manullang, Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) 1445 H.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: