Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        48 Perusahaan Masuk Bursa CPO ICDX

        48 Perusahaan Masuk Bursa CPO ICDX Kredit Foto: Austindo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Utama  Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX),  Nursalam mengatakan anggota bursa Coconut Palm Oil (CPO) telah menyentuh angka 48 peserta sejak diluncurkan pada Oktober 2023.

        "Keanggotaan sekarang 48 perusahaan yang sudah bergabung ke ICDX ini luar biasa, sementara masih ada antrian belasan yang masih dalam proses administrasi," ujar Nursalam, Rabu (22/5/2024). 

        Baca Juga: ICDX Turun Menyentuh Market Fisik CPO di Sumut

        Nursalam mengatakan, dari sisi volume bursa CPO memiliki dua variatif market, pertama adalah CPO fisik dan future. 

        Dimana, untuk fisik pada awal baru terjadi transaksi pada awal hanya terjadi 4 lot dengan totalnya 100 lot pada awal 

        "Kalau future itu memang perkembanganya lumayan karena sampai dengan saat ini perkembanganya 4744 lot jadi saya average kira-kira 4 lot per hari, itu harga selalu ada fan pelaku selalu ada," ucapnya. 

        Lanjutnya, Nursalam mengatakan bahwa bursa ini tujuanya membentuk referensi harga atau harga acuan, dimana ketika sudah ada harga acuan maka salah satu keuntunganya adalah semua petani sawit itu terkait harga tbsnya bisa dilihat di bursa,

        "Selama ini mereka gak punya acuan, karena bursa ini skalanya internasional jadi semua orang bisa lihat harga fi ICDX harga CPO segini maka kalau dari harga tbs (tandan buah segar) itu 20 persen maka sebenatnya dari harga bursa dikali 20 persen maka itu harga tbs," ungkapnya. 

        Kemudian, terkait dengan harga, harga jual bisnis to bisnis (BtB) dengan harganya yang mining to mining itu di bursa pasti lebih optimum.

        "Karena kalau harganya btob kita nawar satu lawan satu itu harganya terlalu subyektif tapi kalau harganya di pampang di papan umum semua bisa lihat, itu harganya menjadi harga terbaik, dengan itu tentu akan memberikan keuntungan buat mereka," ujarnya. 

        Baca Juga: Mengadu ke Kapolri, Buruh Perkebunan Sawit di Sumsel Minta Rekannya Dibebaskan

        Kemudian dengan dibursa akan memberikan keuntungan, jadi kalau btob itu risikonya btob, jadi kalau orang tidak membayar, orang tidak mengirim barang itu risiko anda, tapi kalau di bursa risiko itu di take over.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: