Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gen Z Miliki Tanggung Jawab Produksi dan Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital

        Gen Z Miliki Tanggung Jawab Produksi dan Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Gianyar, Bali -

        Generasi Z (Gen Z) yang lahir mulai awal 1997 hingga 2012, jumlahnya mendominasi populasi penduduk Indonesia (27,9 persen). Generasi yang melek teknologi ini dibentuk oleh internet, perang, terorisme, resesi, dan media sosial. Dengan kecerdasan dan IQ tinggi di atas generasi sebelumnya, mereka saling terhubung dan berbagi pengetahuan melalui media sosial dengan rekan-rekan mereka di seluruh dunia. 

        ”Gen Z selalu terhubung dalam dunia sosial, data, dan hiburan berbasis dunia maya (digital),” ungkap pemerhati telematika dan multimedia KRMT Roy Suryo dalam nobar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali, di Kabupaten Gianyar, Rabu (5/6).

        Roy mengatakan, sebagai generasi yang dibentuk oleh teknologi digital, Gen Z memiliki tanggung jawab membuat konten warisan budaya Indonesia (baik benda maupun non-benda). Dengan kemampuannya, mereka dapat membuat konten digital budaya Indonesia, lalu menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia.

        ”Kita memiliki keberagaman budaya dengan ribuan karya budaya dan ratusan warisan budaya tak benda yang beberapa di antaranya telah mendapat pengakuan UNESCO. Ada keris, seni pertunjukan wayang, musik angklung, tari Saman, batik, pembuatan kapal pinisi, pencak silat, bahkan tari tradisional Bali,” tutur Roy Suryo dalam diskusi yang dipandu moderator Fifien Ervianti itu.

        Baca Juga: Jadi Generasi Digital Indonesia Pemersatu Bangsa

        Dalam diskusi virtual bertajuk ”Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital” itu, Roy mengajak para siswa untuk mulai membuat konten yang berisi budaya Indonesia, kemudian memviralkannya lewat media sosial. ”Hal itu dapat membantu promosi budaya, sekaligus mendapat pengakuan dunia internasional,” jelas Roy Suryo.

        Roy menambahkan, sumber daya manusia saat ini diharapkan memiliki kecakapan dalam bermedia digital. Yakni, cara berpikir yang kreatif, inovatif, solutif, juga berpikir kritis dan belajar membuat keputusan. 

        ”Dengan cara berkomunikasi dan kolaborasi, maupun literasi informasi data dan TIK, mereka akan hidup sebagai warga digital yang sukses dalam karier dan bertanggung jawab,” pungkas Roy Suryo di depan siswa dan pendidik sekolah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.

        Beberapa sekolah yang menggelar acara nobar diskusi online itu, di antaranya, SMAN 1 Blahbatuh, SMA 1, SMAN 2 Gianyar, SMAN 1 Payangan, SMAN 1 Tegallalang, SMAN 1 Tampaksiring, SMAN 1 Ubud, SMAN 1, SMAN 2 Sukawati, dan SMA PGRI Blahbatuh.

        Senada, entrepreneur Anissa Andarini mengatakan, promosi budaya Indonesia lewat konten digital dapat membangun identitas dan kebanggaan nasional. Budaya Indonesia yang memiliki keberagaman etnis dan bahasa, mewariskan bermacam budaya seni (tari, musik, pertunjukan), hingga pakaian.

        ”Pentingnya promosi budaya, yakni menumbuhkan inovasi dan kreativitas, pendidikan dan pengetahuan, keberagaman dan toleransi, identitas dan warisan, keseimbangan sosial, serta ekonomi dan pariwisata,” jelas Anissa Andarini.

        Baca Juga: Gandeng eduCLaas, Kadin Indonesia Dorong Percepatan Digitalisasi Anggotanya

        Sementara, Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Bali I Gede Putu Krisna Juliharta meminta para siswa untuk menjaga etika berinternet. Contohnya, dengan tidak melakukan bullying, ujaran kebencian, dan menyebar informasi palsu atau hoaks.  

        ”Lalu, menghormati privasi orang lain, tidak menyebarkan konten yang dapat merugikan orang lain, menggunakan bahasa kasar dan menghina orang lain, melanggar hak cipta, melakukan kejahatan atau tindakan ilegal,” rinci I Gede Putu Krisna Juliharta.

        Untuk diketahui, webinar yang membidik segmen pendidikan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang digelar Kemkominfo sejak 2017. Tahun ini, program #literasidigitalkominfo untuk mewujudkan Indonesia yang #MakinCakapDigital tersebut mulai bergulir pada Februari 2024. 

        Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

        Hingga akhir 2023, tercatat 24,6 juta orang telah mengikuti program ini. Kemenkominfo menargetkan, sampai dengan akhir 2024 kegiatan ini mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta warga masyarakat Indonesia.

        Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: