- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Hadapi Kondisi Menantang, Laba Bersih Unilever Turun di Semester I 2024
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) hingga akhir Juni 2024 mencatatkan laba bersih Rp2,4 triliun turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,64 triliun.
Penurunana laba bersih seiring dengan menyusutnya penjualan bersih perseroan dari Rp20,29 triliun menjadi Rp19,04 triliun.
Pendapatan domestik bertumbuh sebesar 4,1% dibandingkan semester II 2023, menurun sebesar 5,7% secara year-on-year terutama dikarenakan Pertumbuhan Harga Dasar (UPG)nyang melemah.
Marjin Laba Kotor meningkat 17 basis poin dari semester II 2023 menjadi 49,7%, namun menurun -14 basis poin secara year-on-year. Namun, biaya iklan meningkat sebesar 157 basis poin dari 7,6% pada semester I 2023, menjadi 9,1% di semester I 2024.
Alhasil, margin laba sebelum pajak (PBT) meningkat 229 basis poin dibanding semester II 2023 menjadi 16,6%, namun menurun 97 basis poin dibandingkan tahun lalu dikarenakan investasi yang lebih tinggi pada biaya iklan.
Baca Juga: Yakin Pasar Masih Tinggi, Unilever Tak Ragu Gelontorkan Dana Miliaran Rupiah Untuk Genjot Produksi
Benjie Yap, Presiden Direktur Perseroan mengungkapkan bahwa pada paruh pertama 2024 ini perseroan menangani beberapa tantangan jangka pendek sembari terus mencatatkan kemajuan di bagian-bagian yang penting bagi masa depan Perseroan.
“Kami tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental, mengutamakan peningkatan daya saing brand kami, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas. Secara bersamaan, kami menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel,” ujar Benjie Yap, Jakarta Kamis (25/7/2024).
Baca Juga: Harga CPO Meroket, Laba Bersih TAPG Tumbuh Signifikan Semester I - 2024
Lebih lanjut Ia menuturkan bila inovasi berbasis sains & teknologi terus dijalankan perseroan. Beroperasi di 190 negara, Unilever memiliki pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) di seluruh dunia dengan dukungan lebih dari 5.000 tenaga ahli yang bekerja di 60 negara.
“Jangkauan global ini membantu kami dalam mempercepat inovasi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal,” ucapnya.
Ia menyatakan bahwa perseroan telah melewati berbagai tantangan seperti kondisi yang tidak menentu, persaingan ketat, serta kebutuhan konsumen yang terus berkembang.
“Visi jangka panjang kami tetap tidak tergoyahkan. Kami percaya bahwa berbekal pengalaman, potensi masa depan, dan talenta terdepan, kami akan bangkit kembali, terus bertumbuh dan melaju bersama Indonesia,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: