Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kelemahan PDIP dan Koalisi Prabowo-Gibran untuk Pilkada DKI Jakarta

        Kelemahan PDIP dan Koalisi Prabowo-Gibran untuk Pilkada DKI Jakarta Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jurnalis Forum News Network (FNN) Hersubeno Arief menilai pilihan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak mudah setelah pecah kongsi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Karena PDIP tidak mungkin berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada DKI Jakarta, sedangkan koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu tengah bingung menentukan kandidat calon gubernur (cagub) yang bisa mengalahkan Anies Baswedan.

        Baca Juga: Kaesang Tidak Punya Lawan untuk Pilkada Jateng

        "Tetapi saya kira memang bagi PDIP sekarang ini pilihannya tidak mudah gitu ya karena setelah mereka pecah kongsi dengan Pak Jokowi ini kan mau tidak mau dia pasti tidak mungkin untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, koalisi pendukung Prabowo-Gibran yang sekarang ini juga sedang kebingungan untuk memilih siapa kandidat yang akan dilawan dihadapkan dengan Anies Baswedan," ucapnya, dikutip dari YouTube Hersubeno Point, Selasa (30/7).

        Sementara diketahui, hasil survei Indikator menunjukkan Anies Baswedan unggul dalam simulasi top of mind Pilkada DKI Jakarta 2024 dengan dipilih secara spontang oleh 39,7% dari total responden.

        "Ini kami sebut sebagai strong voters, karena mereka bisa menyebut nama calon gubernur tanpa kami brief nama-nama yang akan maju," kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya secara daring, Kamis (25/7/2024), dikutip dari databoks.

        Posisi di bawah Anies yaitu mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan perolehan suara 23,8 persen, disusul oleh mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 13,1 persen.

        Survei tersebut dilakukan dengan 800 responden di Jakarta bekriteria usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dipilih melalui metode multistage random sampling. Sedangkan pengambilan data dilakukan pada 18-26 Juni 2024 melalui wawancara.

        Margin of error sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, dan sebanyak 16,1% responden dalam simulasi top of mind tidak menjawab atau tidak tahu siapa kandidat calon gubernur Jakarta yang akan dipilihnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: