Ketimpangan ekonomi di Indonesia pasca pandemi Covid-19 dinilai makin parah. Adapun yang terdampak sebagai korban paling fatal adalah kelas menengah.
Menurut keterangan dari Ekonom Universitas Indonesia (UI), Ninasapti Triaswati, data Survei Sosial Ekonomi Nasional telah mengonfirmasi terjadinya disparitas pendapatan di masyarakat. Sehingga, disparitas tersebut membuat ketimpangan pendapatan antara kelas kaya yang makin kaya, sementara kelas menengah mulai jatuh miskin.
"Periode terakhir 2019 sampai katakanlah 2022 kita dapat melihat pertumbuhan yang berbeda antara mereka yang kelompok atas yang terkaya dibandingkan kelompok menengah dan kelompok termiskin," kata Nina dikutip Kamis, (1/8/2024).
Secara sederhana, jelasnya, populasi di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 kelompok. Yakni 40% golongan bawah, 40% golongan menengah dan 20% sisanya golongan atas.
Berdasarkan catatannya, kelompok kaya mengalami pertumbuhan pendapatan yang positif sementara kelompok menengah dan bawah berkurang pendapatannya.
"Kita lihat pertumbuhan yang 20% terkaya itu positif tinggi," ujarnya.
Nina menyebut meskipun kelas bawah mengalami penurunan pendapatan, namun kelompok ini 'cukup diuntungkan' karena mendapatkan banyak bantuan dari pemerintah. Dengan kombinasi situasi tersebut, imbuhnya, tinggallah kelas menengah yang mengalami kemerosotan secara ekonomi.
"Itu yang mengkhawatirkan, tapi kita perlu meninjau kembali apa saja yang menyebabkan hal ini terjadi," kata dia.
Kondisi kelas menengah yang sedang terhimpit ini sebelumnya sempat terekam dalam berbagai indikator perekonomian. Salah satunya adalah proporsi kelas menengah Indonesia yang mengalami penurunan drastis dari sebelum pandemi Covid-19.
Baca Juga: Bahaya Kelas Menengah Jika Jatuh Miskin, Para Ekonom Peringatkan Pemerintah
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Tetap Kebijakan Fiskal & Publik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anggana Bunawan, sependapat dengan kondisi kelas menengah yang tengah tertekan.
Dia menilai jika ketimpangan ekonomi setelah pandemi antara kelas menengah atas dan kelas menengah bawah semakin lebar gapnya.
"Banyak segmen masyarakat yang terdorong menjadi menengah ke bawah akibat adanya perubahan dari perilaku ekonomi kita, sekaligus juga ada industri yang melakukan shifting cukup cepat dari sebelumnya," Ucapnya.
Semua perubahan tersebut alhasil membuat pendapatan masyarakat secara umum juga berubah. Dia menyebut hal itu diperparah dengan beberapa pekerjaan yang hilang namun tidak diimbangi dengan tersedianya sektor baru di lapangan kerja.
"Hal ini juga memperparah semakin meningkatnya tren angka kemiskinan di Indonesia yang juga sebetulnya belum tentu semuanya tercatat," kata dia.
"Jadi saat ini gap-nya makin lebar," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: