Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menanti Realisasi Indonesia Metal Exchange, Eksekusi Tergantung Prabowo-Gibran

        Menanti Realisasi Indonesia Metal Exchange, Eksekusi Tergantung Prabowo-Gibran Kredit Foto: ExxonMobil
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi), Rizal Kasli, angkat bicara soal pembentukan Indonesia Metal Exchange (IME). Menurutnya, pembentukan IME perlu diusahakan agar bisa menarik anggota lintas negara atau global.

        “Sehingga diakui sebagai salah satu exchange di komoditas logam. Kalau hanya level nasional, tidak akan efektif untuk mempengaruhi harga logam secara global,” kata Rizal, pada Kamis (1/8/2024). 

        Baca Juga: Putuskan Ambil Izin Tambang, Muhammadiyah Siap Ambil Risiko Politik?

        Pihak pembentuk IME, selain menggaet anggota dari mancanegara, juga perlu mengajak para perusahaan tambang penghasil logam untuk bergabung menjadi anggota IME. Rizal juga menyoroti tentang hal yang perlu dipersiapkan secara matang untuk membangun IME ini.

        “IME harus memiliki stok komoditas dagangan dan gudang. Ini butuh dana besar dan waktu yang lama untuk memulai ide pembukaan IME tersebut,” ujarnya. 

        Meskipun demikian, dirinya mengapresiasi pembentukan IME bisa berdampak baik bagi perputaran ekonomi di bidang trading komoditas logam sekaligus penyerapan tenaga kerja yang bekerja di bursa dan trade.

        Untuk diketahui, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) sebelumnya berencana membentuk IME untuk komoditas nikel. Rencana tersebut ditargetkan terealisasi pada tahun 2025 nanti.

        Baca Juga: PKS Kecewa Muhammadiyah Terima Konsesi Tambang, 'Ini Ada Resikonya di Masyarakat'

        Dalam keterangannya, Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey, menjelaskan bahwa pembentukan IME tersebut bertujuan agar mengontrol harga nikel dalam negeri mengingat potensi sumber daya nikel yang sangat besar di Tanah Air.

        “Karena sumber dayanya di Indonesia, masa pakai exchange negara lain? Baik itu London, Singapura, atau Shanghai. Indonesia harus punya sendiri agar setidaknya kontrol harga itu ada di kita, jangan berbasis negara lain,” kata Meidy saat ditemui di Jakarta dikutip Kamis (1/8/2024).

        Selain mengontrol harga, Meidy mengungkapkan jika pembentukan Metal Exchange ini ditujukan agar terwujudnya pengelolaan nikel yang lebih transparan. Pasalnya, Meidy menilai IME nanti direncanakan dibuat suatu sistem pengecekan yang dapat mengetahui setiap produsen, pembeli, kelengkapan administrasi, peraturan, pembayaran pajak dan royalty

        Baca Juga: Inilah Alasan Muhammadiyah Siap Kelola Tambang Ramah Lingkungan

        “Indonesia Metal Exchange bukan hanya nikel nantinya, tapi semua mineral,” ujarnya. 

        Perihal rencana tersebut, Meidy mengungkapkan eksekusinya tergantung pada pemerintahan baru pimpinan Prabowo – Gibran. Dirinya mengaku jika pemerintah menyambut baik rencana tersebut meskipun masih menunggu kepastian nasib nantinya.

        Baca Juga: Ini Dalil Agama yang Dipakai Muhammadiyah dalam Menerima Tawaran Mengelola Tambang

        “Sambutannya positif dan kami saat ini mulai menyusun konsep-konsepnya seperti apa, kami juga sedang berdiskusi dengan Bappebti dan beberapa metal exchange negara lain dan commodity agency di dunia,” ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: