Militer Israel mengonfirmasi telah membunuh sosok dari Jurnalis Al Jazeera, Ismail Al-Ghoul. Israel menuduh jurnalis tersebut sebagai anggota dari Hamas. Hal ini menimbulkan kecaman dari sejumlah pihak termasuk Al Jazeera.
Al Jazeera dengan tegas menepis tuduhan tersebut dan mengecam pembunuhan itu. Mereka menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan dilakukan untuk membenarkan pembunuhan yang disengaja terhadap wartawan.
Baca Juga: Mayoritas Dunia Internasional Sudah Muak dengan Kelakuan Israel
"Jaringan ini mengutuk tuduhan terhadap korespondennya Ismail Al-Ghoul, tanpa memberikan bukti, dokumentasi, atau video," kata Al Jazeera dalam sebuah pernyataan dikutip Jumat (02/08/2024).
Sebelumnya, Al Jazeera menyatakan bahwa dua jurnalis mereka dalam serangan Israel di Kota Gaza. Mereka adalah Ismail Al-Ghoul dan Ramy El Rify.
Al Jazeera mengatakan Al-Ghoul telah bekerja untuk mereka sejak November 2023 dan satu-satunya profesinya adalah sebagai jurnalis. Mereka juga menyebutkan bahwa Al-Ghoul sempat ditangkap dan ditahan di Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza utara oleh pasukan Israel pada Maret sebelum dibebaskan.
Pemerintah Israel telah melarang Al Jazeera untuk beroperasi di Israel, menuduhnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. Al Jazeera, yang sangat kritis terhadap kampanye Israel di Gaza, membantah telah menghasut kekerasan.
Baca Juga: Biadab! Militer Israel Ternyata Sabotase Palestina agar Gagal Ikut Olimpiade Paris
Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, kematian dua kru Al Jazeera menambah jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh oleh tembakan Israel sejak 7 Oktober lalu menjadi 165 orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: