Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, meminta para petani di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), untuk mengoptimalkan lahan tidur guna meningkatkan produktivitas pertanian.
Dalam keterangannya, dirinya mengimbau para petani untuk mengubah lahan ‘nganggur’ menjadi lahan produktif untuk penguatan pangan Indonesia. khususnya di tengah kondisi darurat pangan dunia.
Jika ada lahan produktif di Sumut, sambungnya, akan tetapi masih kosong dan belum dimanfaatkan secara optimal akibat kekurangan air misalnya, maka dia meminta mereka untuk segera melaporkan kepada kelapa dinasnya.
"Nanti, Kementerian Pertanian akan melakukan treatment-treatment apakah itu pompanisasi supaya lahannya basah, kemudian bisa ditanami tanaman pangan dan lain-lain," ujar Sudaryono dalam keterangan yang dikutip Warta Ekonomi, Selasa (13/8/2024).
Pasalnya, pihaknya menjelaskan beberapa potensi lahan tidur di Deli Serdang masih sangat terbuka dan dapat menghasilkan kecukupan pangan yang sangat besar. Terlebih lagi, Indonesia pada beberapa bulan ke depan masih harus menghadapi kekeringan panjang akibat El Nino yang terparah sepanjang sejarah.
Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementan melakukan sejumlah upaya untuk mengamankan ketersediaan pangan melalui program penambahan areal tanam (PAT) dengan memaksimalkan pompanisasi.
Baca Juga: Petani Tambak Udang Sulsel Bisa Tembus Pasar Ekspor Berkat PLN
Pihaknya sendiri sudah mencatat daerah Sumut mempunyai target PAT sebesar 97 ribu hektare dan hingga saat ini yang sudah terealisasi yakni 58 ribu hektare.
"Ini kita mau push lagi sampai dengan September sebisa mungkin 97 ribu itu kelar semua. Jadi titik-titiknya kita sudah ada," tutur dia.
Untuk diketahui, Kementan bersama TNI telah melakukan penandatanganan kerja sama atau MoU peningkatan produksi dan mengembalikan swasembada pangan seperti yang pernah diraih pada tiga tahun lalu untuk memperkuat pertanian dalam menghadapi ancaman dampak El Nino.
"Kita sedang koordinasi dan banyak dibantu oleh dinas pertanian di kabupaten/kota, dinas pertanian provinsi dan juga support yang maksimal dari Tentara Nasional Indonesia," ucapnya.
Dirinya juga mengingatkan bahwa kelompok tani yang sudah mendapatkan bantuan pompa agar sesegera mungkin digunakan dalam mengejar masa tanam dengan memanfaatkan sumber air yang ada.
"Di pertanian ini waktu adalah komponen penting, di mana pupuknya juga harus tepat waktu, tanamnya tepat waktu, airnya juga harus tepat waktu. Tanaman itu schedule-nya jelas. Pada saat anda butuh pupuk, harus ada pupuk. Pas tanam, harus ada air. Kalau tidak ada air, enggak bisa tanam," jelasnya.
Baca Juga: Sudaryono, dari Anak Petani hingga Menjadi Ajudan Prabowo dan Wamentan
Ketika melakukan kunjungan kerja, Sudaryono mengaku sempat meninjau lokasi perluasan areal tanam (PAT) pompanisasi di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
Dalam kunjungan tersebut, dia merinci ada 65 bendungan yang dibangun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bisa dimanfaatkan secara maksimal sampai ke irigasi tersier hingga masuk ke persawahan.
Bukan hanya pompa, sambungnya, tetapi juga irigasi yang rusak diperbaiki, dan yang belum ada juga ditambah. Pihaknya saat ini juga mencatat baru 20% lahan dari 7,4 juta yang kena dampak irigasi.
Dia menuturkan Kementan berupaya meningkatkan dari 20 persen menjadi 50 persen. Artinya dari yang tadinya 1,5 juta yang terkena irigasi, diupayakan bisa meningkat hingga 2,1 sampai 2,2 juta hektar lahan.
"Sehingga, totalnya bisa hampir 4 juta hektare, itu bisa irigasi, panen 3 kali. Kami harapkan nanti swasembada pangan dalam hal ini adalah beras itu betul-betul dapat segera," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: