Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Sahid Junaidi menyatakan implementasi Biodiesel B50 yang merupakan campuran antara bahan bakar solar dan minyak sawit dengan rasio masing-masing 50 persen masih menemui beberapa kendala.
”Karena secara hitung-hitungan kapasitas produksi itu sangat mungkin untuk diimplementasikan B40. Untuk B50 itu secara infrastruktur dan secara kebijakan itu pasti membutuhkan penyesuaian-penyesuaian,” ujar Sahid di acara Konferensi Pers Pra-Acara dan Peluncuran Resmi Indonesia Sustainable Eenergy Week (ISEW) 2024, di JB Tower, Jakarta, Senin (26/08/2024).
Baca Juga: Belum Menjabat Sebagai Wapres Prabowo, Gibran Sudah Mau Disingkirkan
Pasalnya saat ini ujar Sahid, infrastruktur yang ada baru bisa mengakomodir B-20, adapun jika dimaksimalkan hanya bisa untuk B-40.
”Karena kita tahu infrastruktur untuk yang ada sekarang itu disiapkan untuk B20. Kemudian B40 ini adalah optimalisasi dari infrastruktur yang disiapkan B20 tadi,” lanjut Sahid.
Terkait dengan kebijakan, Sahid menilai dibutuhkan hitungan yang rigid sehingga dari sisi hulu pasokan CPO bisa mengakomodir kecukupan produksi dari B-50 apabila diimplementasikan.
”Karena kalau perhitungan hari ini masih minus (CPO). Tapi nanti hulu-hilirnya seperti apa itu akan diputuskan di BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit),” ungkap Sahid.
Namun demikian kata Sahid karena B-50 sudah menjadi kebijakan maka pihaknya siap mengawal keberhasilan dari rencana penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan ini.
Baca Juga: Prabowo: Saya Jarang Sekali Membalas Hujatan
"Kita tahu Pak Prabowo di Kongres PAN menyampaikan kita menuju B50, ini tantangan kita untuk mewujudkan misi dari presiden terpilih," tutup Sahid.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar