Boss Baja Ringan Minta Jokowi Memperhatikan Industri Baja Ringan Dalam Negeri
CEO Kencana Group, Henry Setiawan secara tegas menyebutkan, bahwa industri baja ringan saat ini harus menghadapi tantangan besar dari serbuan luar. Namun demikian, Henry menegaskan, bahwa industri baja ringan masih memiliki peluang besar. Untuk itu sebut Henry, sangat dibutuhkan perlindungan dan dukungan pemerintah dalam hal industri baja ringan dalam negeri.
Lebih lanjut dia mengatakan, meski pemerintah saat ini sudah menyiapkan aturan perlindungan produk baja ringan dalam negeri melalui standarisasi produk, tetapi penegakan aturan tersebut masih belum optimal hingga saat ini.
“Enforcement standarisasi produk SNI saat ini masih kurang. Kami harapkan pemerintah turun tangan untuk menertibkan produk-produk non standar di pasar. Sebab ini kan produk struktural untuk atap rumah sehingga pemerintah perlu turun tangan untuk menyelamatkan jiwa konsumen dari produk non standar,” kata Henry di sela-sela perayaan 33rd Anniversary Kencana, di Gedung Kencana, Surabaya kemarin.
Menurut Henry, saat ini masyarakat telah melihat bahwa baja ringan menjadi satu-satunya pilihan untuk struktur bangunan, khususnya atap rumah sebab sudah sulit dan mahal untuk mendapatkan struktur atap dari kayu.
“Masyarakat saat ini melihat baja ringan sebagai produk yang tidak punya pembanding karena tidak punya pilihan lain. Hanya saja masyarakat masih banyak yang belum mengerti produk yang berkualitas dengan yang abal-abal dan tidak sesuai SNI,” ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, Kencan Group terus berupaya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para tukang/aplikator. Harapannya edukasi itu dapat membantu pemilik rumah untuk memilih produk berkualitas. Henry mengatakan, kebutuhan baja ringan nasional sendiri saat ini berkisar antara 1,5 juta ton hingga 1,7 juta ton per tahun. Peningkatan kebutuhannya tidak lebih dari 10 persen per tahun.
Tahun ini bahkan diperkirakan peningkatan kebutuhan baja ringan tidak lebih dari satu digit. Hal ini disebabkan oleh pasar real estate yang tengah lesu. Sedangkan proyek pemerintah sejauh ini masih bersifat multiyears, apalagi pasar produk dalam negeri dimakan oleh produk impor yang tidak sesuai standar.
“Dari total kebutuhan per tahunnya, baja impor sudah memenuhi separuhnya pasar dalam negeri. Padahal produksi dalam negeri sendiri sudah bisa memenuhi sampai 80 persen. Di Kencana sendiri, kapasitas produksinya sekitar 400.000 ton/tahun, tapi utilisasinya sampai sekarang masih 50 persen,” jelasnya.
Guna memperkuat pangsa pasar produk baja ringan di Indonesia, Tambah Henry, Kencana Group terus memperluas jangkauan distribusi. Saat ini Kencana sudah memiliki 48 titik distribusi di Indonesia. Hingga akhir tahun ditargetkan bisa mencapai 60 titik distribusi.
“Pemasaran kami sudah merata di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara. Yang belum merata hanya Sumatera. Di Papua kami hanya punya agen," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: