Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PDIP Akan Jadi Oposisi, Ini Makna Sebenarnya Titipan Salam Megawati ke Prabowo

        PDIP Akan Jadi Oposisi, Ini Makna Sebenarnya Titipan Salam Megawati ke Prabowo Kredit Foto: Instagram/Hendri Satrio
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio (Hensat) memberikan pandangannya mengenai salam yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kepada Prabowo Subianto saat penutupan Rapimnas Partai Gerindra. Salam ini disampaikan oleh Menteri PAN-RB, Azwar Anas, yang juga merupakan kader PDI Perjuangan.

        Hendri menilai bahwa salam dari Megawati ini tidak serta-merta menandakan bahwa PDI Perjuangan akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto jika ia terpilih menjadi presiden. Namun, Hensat melihat salam tersebut sebagai sesuatu yang positif, mencerminkan hubungan baik yang telah terjalin antara Megawati dan Prabowo.

        Baca Juga: 5 Solusi Cepat Bagi Prabowo untuk Selesaikan Masalah Negara

        "Menurut saya, Megawati tidak ada masalah dengan Prabowo, mereka pernah bersama-sama dalam Pilpres 2009, sehingga komunikasi mereka tetap terjaga dengan baik," ujar Hensat, dilansir Rabu (04/09/2024)

        Hensat menekankan bahwa Megawati selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya dalam berpolitik, bukan semata-mata mengejar kekuasaan. Oleh karena itu, jika PDI Perjuangan memilih untuk berada di luar pemerintahan, keputusan tersebut akan tetap berlandaskan pada cita-cita untuk kesejahteraan rakyat.

        "Megawati dalam Kongres PDI Perjuangan tahun 2010 pernah menegaskan bahwa garis politik PDI Perjuangan lebih dari sekadar bagi-bagi kursi atau kekuasaan, melainkan lebih kepada upaya mensejahterakan wong cilik. Ini mungkin menjadi pendekatan yang akan diambil Megawati jika Prabowo memimpin pemerintahan," lanjut Hensat.

        Hensat juga menilai bahwa PDI Perjuangan akan tetap efektif sebagai oposisi, mengingat rekam jejaknya saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Pada saat itu, meski berada di luar pemerintahan, PDI Perjuangan tetap mendukung program-program pro-rakyat melalui figur Taufiq Kiemas yang menjabat sebagai Ketua MPR.

        "Peran strategis seperti itu bisa terus dimainkan, terutama jika UU MD3 tetap pada jalurnya, sehingga Puan Maharani atau siapa pun dari PDI Perjuangan yang menjadi Ketua DPR bisa membangun komunikasi antara PDI Perjuangan dan koalisi pemerintahan," tambahnya.

        Hensat meyakini bahwa komunikasi antara Megawati dan Prabowo akan tetap terjalin, meskipun PDI Perjuangan memilih berada di luar pemerintahan. Menurutnya, keduanya adalah negarawan yang memiliki tujuan yang sama untuk memajukan Indonesia.

        Baca Juga: Anies ke PKS, PKB, PDIP Sebelum Vs Sesudah Gagal Maju Pilkada DKI Jakarta, Beda Banget!

        "Hubungan antara dua tokoh bangsa ini harus dijaga dengan baik. Jika hubungan ini harmonis, kita tidak tahu, mungkin saja pada akhirnya mereka bersatu karena memiliki cita-cita yang sama, yaitu mensejahterakan Indonesia," tutup Hensat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: